Review Mansours Memory – sebuah buku anak-anak yang cukup mengejutkan. Sebelum tahu ada versi Bahasa Inggris dari buku anak-anak berjudul “Kenangan Mansour” ini saya tak menyangka ternyata kisahnya tentang suara hati anak-anak Palestina yang tanah airnya dihancurkan oleh Zionis Israel.
Cetakan pertama Kenangan Mansour ini berada di bawah Penerbit Hikayati, London. Lalu diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh Hikayati juga bersama dengan Yaumi Kids, Indonesia.
Kisah Kenangan Mansour/Mansours Memory, Si Anak Palestina yang Pemberani
Dikisahkan dalam buku yang full ilustrasi ini bahwa Mansour adalah anak yang cerdas, ramah dan juga sederhana. Sebagaimana anak-anak seusianya, Mansour juga senang bermain. Khususnya bermain sepak bola bersama kawan-kawannya. Ia juga suka membuat orang-orang di sekitarnya bahagia.
Walaupun Mansour seperti anak-anak pada umumnya, ternyata Allah memberikan padanya ingatan yang luar biasa. Mansour mewakili anak-anak Palestina yang dikaruniai Allah daya ingat yang mengagumkan. Sehingga tak heran anak-anak seusia Mansour yang belum genap 10 tahun itu bisa menghafal AlQuran dan membawa ayat-ayat Allah itu di dalam dadanya.
Mansour adalah representasi anak-anak Palestina yang diberikan kekuatan untuk bertahan hidup di tengah peperangan yang tak kunjung usai. Kota tua yang ditinggali oleh Mansour dan teman-temannya itu dikuasai oleh tentara yang keji. Tentara yang gemar memadamkan mimpi anak-anak Palestina. Tentara yang punya hobi meninggalkan kenangan menyakitkan untuk anak-anak Palestina. Tentara yang akan menghapus kenangan-kenangan indah tentang tanah air anak-anak Palestina.
Kenangan Buruk yang Ditinggalkan Zionis untuk Anak-Anak Palestina
Salah satu kenangan buruk yang ditinggalkan oleh tentara Zionis dalam buku Mansours Memory yakni ketika Mansour berjalan-jalan di sekitar rumahnya, ia melihat seorang nenek yang sedang menjahit pakaian. Nenek itu mendengarkan cucunya yang masih kecil menyanyi dengan merdu.
Namun, saat itu juga Mansour menyaksikan dengan matanya sendiri ketika tiba-tiba pasukan yang “memusuhi kenangan indah” itu datang. Mereka menyobek kain yang sedang dijahit indah oleh sang Nenek. Lalu tanpa ampun mengusir semua orang untuk pergi dari rumah kecil Nenek dan cucunya.
Gambar yang ditampilkan dalam buku Mansour’s Memory terasa nyata dan mewakili bagaimana pedihnya hati anak-anak Indonesia. Saya sempat tercengang karena harus membacakannya di depan Isya, anak saya. Apakah dia mengerti? Ternyata anak saya yang usianya belum tiga tahun itu bisa memahami bagaimana alur cerita yang saya bacakan.
Ia ikut sedih ketika saya mengatakan bahwa rumah sang Nenek rusak, kain untuk pakaian si cucu yang tadinya menyanyi juga sobek sana-sini. Tak mungkin lagi untuk dijadikan pakaian. Sesuatu yang mungkin menurut kita biasa saja, namun di mata nenek dan anak-anak Palestina, pakaian adalah hal mewah yang tidak bisa mereka beli setiap saat mereka inginkan.
Masih banyak lagi kenangan-kenangan buruk yang ditinggalkan oleh para pasukan Zionis yang diceritakan dalam buku Mansour’s Memory ini. Sampai-sampai hati saya terenyuh, seolah diingatkan kembali dengan penderitaan anak-anak di sana yang seolah tiada habisnya. Tanah air yang direnggut paksa, kebebasan yang tak tahu kapan dipunya, serta kenangan-kenangan yang binasa karena kejamnya iblis berwujud manusia.
Anak-anak selalu mengingat apa yang dilihat dan didengar. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana jika kenangan yang mereka simpan hanyalah kenangan buruk tentang tanah air mereka. Tentang nenek yang diperlakukan semena-mena, tentang perempuan-perempuan yang dilecehkan kehormatannya, tentang tempat tinggal mereka yang hancur, atau bahkan tentang ayah dan ibu mereka yang telah tiada, syahid di depan mata.
Mansours Memory menjadi salah satu buku anak dengan ilustrasi menakjubkan yang saya rekomendasikan untuk teman-teman semua. Agar anak-anak kita mulai belajar berempati pada sesama.
Agar anak-anak kita setidaknya tahu bagaimana perjuangan anak-anak serta orangtuanya di sana, di tanah Palestina, negeri yang terjajah namun dunia seolah menutup mata dengan semua kejadian yang ada di sana.
Akankah Mansour menang melawan tentara-tentara itu dengan kenangan-kenangan indah yang diingatnya? Apakah para pasukan tersebut tinggal diam?
Yuk baca buku Mansours Memory untuk melihat perlawanan Mansour. Lihat bagaimana kreativitas penulis membangkitkan imajinasi anak-anak lewat ilustrasi dan ceritanya yang menakjubkan.
Cetakan Pertama oleh Penerbit Hikayati, London.
Diterjemahkan dari buku “Mansour’s Memory” oleh Penerbit Hikayati. Didistribusikan dan diproduksi di Indonesia.
Maa syaa Allah, berapa harga bukunya min,?