Every Mom is Super Mom #everymomissupermom!

Hai Mommy! Saya mau cerita sedikit nih tentang si aktif Isya dan aktivitas saya sebagai salah satu pekerja sosial yang bergerak di bidang penanggulangan TBC di Indonesia. 

Yuk langsung kita bahas!

Isya adalah bayi kecil yang sangat aktif dan sangat suka bermain air. Usianya satu tahun 2 bulan, namun pergerakannya sungguh sangat luar biasa. Dia sudah bisa berlarian meskipun belum bisa berbicara. Tak jarang virus influenza menghampirinya, dan ketika itu terjadi maka sebagai ibunya, saya jadi tidak bisa beraktivitas seperti biasanya. Jam produktif otomatis menurun. Begitu juga dengan si bayi, tidurnya terganggu begitu juga dengan nafsu makannya.

Apalagi Isya berada di DayCare selama kurang lebih enam hingga tujuh jam saat saya sedang bekerja. Kadang ada temannya yang sakit dan tetap masuk, Isya jadi ketularan. Suatu ketika dia ikut tertular batuk dan flu saat daya tahan tubuhnya lemah. Hingga ia menderita demam sampai tiga hari belum turun. Saat saya bawa ke dokter, alhamdulillah tidak ada yang mengkhawatirkan. Namun tetap saja ritme pekerjaan domestik dan kantor jadi terbengkalai.

Kekhawatiran saya bertambah karena sedang ramai-ramainya virus Corona yang belum ditemukan anti-virusnya di dunia. Begitu juga saat saya menjadi salah satu aktivis di sebuah yayasan yang mendukung penyembuhan TBC bersama Dinas Kesehatan di kota Malang. Saya harus sehat, daya tahan tubuh kuat, begitu juga dengan anak serta keluarga agar tidak mudah tertular dengan berbagai macam virus serta kuman atau bakteri.

Mungkin kita lupa akan satu penyakit yang mewabah di Indonesia yang sudah seperti fenomena gunung es. Yaitu angka penderita TBC yang ternyata sudah tidak bisa disebut sedikit lagi. Angka yang menakutkan melihat jumlah penduduk Indonesia yang menduduki peringkat ke-4 di dunia. Begitulah yang disampaikan oleh dr.Chusnul Muarif dari Dinas Kesehatan Kota Malang ketika saya menjadi fasilitator pada Pelatihan Kader TBC tahun lalu.

Silakan dianalisis bagaimana bahayanya angka-angka ini kelak akan menyebarkan penyakit ke sekitarnya. Berikut hasil yang saya peroleh untuk saya bagikan pada teman-teman semua. Karena Indonesia termasuk dalam wilayah penyebaran TBC yang relatif tinggi. Sehingga perlu kita ketahui bersama ilmu yang telah disampaikan oleh dokter Chusnul Muarif kali ini.

Berdasarkan data WHO di tahun 2017 tercatat ada 10.400.000 kasus TBC dengan rincian :

  • 3.700.000 (35%) wanita
  • 6.700.000 (65%) pria
  • 1.030.000 (9,9%) positif HIV 374.000 (36%) meninggal.
  • 1.040.000 (10%) TB anak 140.000 meninggal.
  • TB Resisten obat sebanyak 240.000 meninggal.

Sedangkan kondisi TBC di Indonesia menurut WHO di tahun 2017 tercatat sebagai berikut :

  • Diperkirakan 1.020.000 kasus TBC baru/tahun (391/100.000 penduduk)
  • Kematian 110.000 (42/100.000 penduduk)
  • 45.000 kasus dengan HIV positif (17/100.000 penduduk)
  • 11. 000 kasus resisten obat.

Bisa dibayangkan betapa banyaknya kasus TBC (yang terlapor) dan akan menjadi embrio penularan di lingkungan masing-masing jika tidak tertangani dengan baik. Belum lagi dengan kasus yang belum terlaporkan di fasilitas layanan kesehatan terdaftar. Menjadi tugas kita bersama untuk terus mengedukasi masyarakat agar penularan TBC bisa dicegah sedini dan seefektif mungkin.

Sebagai seorang Ibu yang memiliki banyak aktivitas sosial yang seringkali bersinggungan dengan kader TBC dan bahkan kadang penderita TBC itu sendiri tentu membuat saya lebih super ekstra menjaga kesehatan dan memelihara daya tahan tubuh. Apalagi saya punya gadis kecil yang sistem kekebalan tubuhnya belum terbentuk sempurna. Salah satu jalan agar si kecil terhindar dari kuman TBC ini adalah dengan mengikuti vaksin yang telah disarankan pemerintah. Lalu berikhtiar untuk memberikan imunomodulator untuk meningkatkan dan memperkuat sistem imun anak.

Pentingnya imunomodulator ini adalah untuk mendukung perkembangan sistem imun si kecil agar tidak mudah sakit sehingga tumbuh kembangnya tidak terhambat. Sebagai ibu muda seringkali saya tidak tahan dengan anak yang sakit. Selain karena mengganggu aktivitas hariannya, nafsu makannya juga menurun. Bikin stres ngga sih Bu Ibu?

Oleh karena itu saya memilih Stimuno sebagai imunomodulator agar tubuh si kecil memproduksi lebih banyak antibodi, karena ia berfungsi sebagai perangsang sekaligus yang mengaktifkan sistem imun tubuh secara optimal. Selain itu Stimuno juga terbuat dari 100% herbal dari tumbuhan Phyllantus niruri, sudah bersertifikasi Fitofarmaka (khasiatnya sudah dibuktikan secara klinis pada manusia) sehingga berkhasiat serta aman untuk dikonsumsi.

susah banget mau ambil foto bagus dikitan aja 🙁

Selain Isya, kadang saya juga ikut meminumnya, hehe

Rasanya enak, ada berbagai macam rasa seperti anggur atau jeruk. Isya kebetulan suka yang anggur. Sebelum berangkat ke Daycare dan sebelum makan malam, Isya selalu mengonsumsi Stimuno ini nih. Ketika ada temannya sakit pun, atas izin Allah Isya kuat! Tidak mudah tertular dan yang penting tetap happy dong!

Stimuno juga telah melakukan uji klinis sehingga dapat digunakan pada anak yang menderita ISPA, Tuberkulosis hingga Varicella/Cacar Air.

Berdasarkan data dari FKM UI 2019, 7 dari 10 anak berobat karena Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) hingga menyebabkan 40% kematian anak usia 1 bulan hingga 4 tahun. Stimuno dapat mempercepat penurunan demam pada ISPA.

Pada Varicella atau cacar air yang masa inkubasinya sekitar 10 hingga 21 hari, Stimuno mampu mempercepat penyembuhannya.

Begitu juga dengan kasus tuberkulosis, 4 dari 10 orang di Indonesia pernah menderita, dan baru 53% yang terobati. Stimuno ini mampu meningkatkan sistem imun sehingga mampu menghalau kuman TBC. Sebagai seorang Ibu yang banyak bersinggungan dengan kesehatan masyarakat saya pun tidak khawatir lagi. Karena selain doa agar anak selalu terlindungi dari kuman dan virus berbahaya, kita juga sudah berikhtiar untuk membentengi mereka agar tetap sehat. Salah satunya dengan memberikan stimuno untuk si kecil.

Jika tanpa stimuno pasien akan turun  demamnya hanya sebesar 3.4%, maka Stimuno mampu menurunkan demam hingga 12%. Karena Stimuno bekerja langsung pada sistem imun, selain itu terbuat dari ekstrak tanaman Meniran (Phyllanthus niruri), jadi tidak perlu khawatir akan keamanannya jika digunakan dalam jangka panjang.

Saya pun tidak takut anak sakit lagi, karena daya tahan tubuh OK aktivitas apapun OK!

Terimakasih Si Uno- Stimuno! <3

#StimunoPenjagaImun #GakTakutSakit #Stimuno #MomiXStimuno

Every Mom is Super Mom #everymomissupermom!