Bidadari Bermata Bening adalah novel pertama yang saya sukai sejak meninggalkan komik.

“Rumi menulis, kira-kira artinya begini, Duka lara itu tetaplah berkah. Ia tidak menorehkan luka sama sekali, justru ia membuka kesempatan untuk meminum air kehidupan yang hanya tersedia ketika kegelapan itu datang.”

Sepenggal kalimat dari Ayna yang disampaikan pada Afif saat keputus asa-an mendera lelaki itu.
Saya selalu dibuat baper dengan novel yang ditulis oleh Kang Abik ini. Baper sampai mata bengkak karena menangis. Luar biasa.
Kang Abik menuliskan kehidupan yang pahit seperti seruling. Seruling itu bisa mengeluarkan suara sangat indah yang bisa menyihir siapa saja yang mendengarnya setelah ia melewati masa duka lara dan rasa sakit berkali-kali.
Bukankah seruling itu dulunya bambu yang hidup nyaman dan damai di pinggir hutan?
Bambu itu harus ditebang, lalu dipotong-potong, lalu disayat-sayat, lalu dilubangi. Barulah ia bisa mengeluarkan bunyi yang indah dan merdu!
Begitu juga manusia hebat, dia pasti melewati masa duka lara dan rasa sakit yang panjang sebelum dia menjadi makhluk terbaik di sisi Allaah.
Bukankah Nabi dan ulama kita terdahulu juga demikian? Tidak pernah lepas dari cobaan berupa rasa sakit, lapar, dan kesedihan.

Justru disitulah letak keistimewaan kita sebagai manusia.

(أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۖ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ)
[Surat Al-Baqarah 214]

Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.

Di tengah kesedihan dan romantisnya jalan cerita khas Kang Abik, selalu dihadirkan banyak hikmah yang (sekali lagi) mengingatkan saya.
Pantas saja, meskipun tergolong buku lama, buku ini masih terpajang rapi di rak paling depan toko buku besar di kota saya. Masih relevan untuk dibaca siapa saja karena banyak hikmah yang bisa kita petik didalamnya. Must read.

Bidadari Bermata Bening

Baca Juga Perempuan di Titik Nol. Refleksi sebagai Wanita

#review #gerakanoneweekonebook #salamliterasi #oneweekonebook #pengenjadibaik #reviewbuku