Gimana yaa, mau nulis hal-hal drama di keluarga tuh takut bikin baper. Oh bukan sih, aslinya takut ketahuan aslinya hehehe.

Karena apa yang sebenarnya ditampakkan di depan orang-orang itu kan biasanya yang baik-baik aja. Begitu juga dengan saya. Tapi karena tantangannya disuruh nulis serial drama keluarga ya sudah apa boleh buat. Hihi…

Ada satu kisah menarik antara saya dan adik saya saat itu. Sampai-sampai mengubah sudut pandang saya pada suatu hal, dan tentu saja akhirnya menyentuh hati yang terdalam.

 

Jadi saya ini punya adik lelaki yang jaraknya hanya sekitar belasan bulan dengan saya. Bisa dibilang kami ini sangat dekat sejak kecil. Mulai main bareng, berangkat sekolah bareng, sampai dihukum sama ortu pun bareng-bareng. Hingga kami sama-sama masuk ke perguruan tinggi lalu hubungan agak renggang. Ciyee (((hubungan))). Ya maksudnya komunikasi kami jadi terbatas, sudah punya urusan dan kegiatan masing-masing. Kebetulan dia masuk teknik kimia dan saya masuk Biologi. Dua jurusan yang sama-sama suka bikin mahasiswanya pusing karena praktikum.

Sampai suatu ketika, saya terhasut oleh salah seorang teman yang punya usaha MLM (kali ini benar-benar akronim dari Multi Level Marketing yah). Nah, MLM itu udah bikin saya keluar duit yang ngga jelas jluntrungannya lah ya, masih juga bikin saya bertengkar dengan adik. Kisah lengkap bagaimana MLM itu akhirnya bisa mengelabui saya bisa dibaca di sini.

Singkat cerita, ketika saya mencoba “memprospek” adik saya untuk ikut dalam “jaringan” saya ini, dia malah menasihati saya. Sebenarnya sih maksudnya baik. Namun yang namanya otak ngga jalan karena jatuh cinta ya. Maksudnya di sini jatuh cinta dengan MLM yang sudah memberikan janji-janji manisnya ke saya. Maka benar apa kata orang, kalau sedang jatuh cinta nasihat apapun itu tidak akan masuk ke otaknya. Percuma, karena kerja otak manusia yang 24 jam itu akan berhenti ketika dia jatuh cinta.

Saya lupa bagaimana dia menasihati, yang jelas saat itu saya tersinggung dan akhirnya mengeluarkan kata-kata yang tidak baik. Dan berakhir dengan kata-kata yang tidak baik juga darinya. Merasa tidak terima dan emosi, saya sampai nendang dia lho (waktu itu saya memang ikut pencak silat), lalu dibalas lagi dengan tendangan yang serupa (karena dia juga ikut pencak silat). Jadi bisa dibayangkan ya bagaimana dua bersaudara yang berbeda jenis kelamin ini saling tendang-tendangan, saling menyakiti dengan kata-kata, bahkan sampai membuat kami menangis, hanya gara-gara MLM. Padahal saat itu umur kami sudah bisa dikatakan dewasa. 19 dan 20 tahun, ya sekitar itu lah.

Akhirnya kami dilerai oleh ibu yang sedaritadi diam saja mendengar cekcok yang ngga udah-udah. Dengan dada memburu saya berhenti meskipun belum puas nendangin dia. Namun esoknya akhirnya dia minta maaf dan mengaku salah karena sudah kasar pada saya. Setelah semalaman merenung, saya pun merasa bersalah karena hal sepele kami sampai saling menyakiti seperti itu. Si adik memang anak yang sensitif, dia mengakuinya. Sedangkan saya, dulu adalah remaja yang belum matang emosi dan pikirannya, sehingga apa yang saya ungkapkan selalu meledak-ledak tanpa dipikir terlebih dahulu. Kadang saya malu dulu punya sifat yang sedemikian menjengkelkan.

Namun sejak itu saya sadar bahwa sesungguhnya adik saya itu menasihati karena sayang. Karena tidak ingin kakaknya terjerumus dalam kepalsuan harapan yang ditawarkan oleh sekelompok orang. Tak berapa lama saya pun memutuskan untuk tidak melanjutkan bisnis sialan itu. Beneran sialan lho, cerita saya dengan MLM ngga habis-habis deh, beneran.

Begitulah keluarga, mereka pasti menjadi orang pertama yang menasihati kita ketika salah jalan. Benteng pertama ketika datang serangan. Pelipur lara pertama kali ketika kita sakit atau jatuh. Sejauh apapun, merekalah yang paling dekat hakikatnya.

Saat ini saya pun merindukan adik saya itu, yang sensitif, cengeng, tapi hatinya mulia. Kami terpisah ratusan kilometer dan hanya bertemu setahun sekali, atau kadang dua tahun sekali karena dia sudah punya keluarga kecil yang harus dijaga. Begitupun saya.

 

#RWCDay19 #OneDayOnePost #Ramadhan2020 #RWCODOP