Ika Natassa – siapa sih yang tidak ingat dengan nama itu? Buku-bukunya banyak beredar di toko buku dan beberapa diantaranya ada yang “viral” di zamannya. Zaman saya kuliah dan masih menggandrungi paltform media sosial twitter.
Ika Natassa kita kenal sebagai seorang penulis buku Indonesia. Beliau memulai karier menulisnya sejak tahun 2006. Novel pertamanya adalah A Very Yuppy Wedding dirilis pada tahun 2007. Novel ini menjadi “Editor’s Choice” majalah Cosmopolitan Indonesia tahun 2008. Tahu ngga majalah itu? Kalau teman-teman tahu, yes berarti kita seumuran 🙂
Lalu ada beberapa karya lainnya juga hingga yang terakhir adalah Sementara, Selamanya di tahun 2020 lalu.
Ika Natassa dan Twivortiare
Adapun Twivortiare adalah novel kelimanya setelah A Very Yuppy Wedding (Gramedia Pustaka Utama, 2007), Divortiare (Gramedia juga di tahun 2008), Underground (self-published dengan nulisbuku.com di tahun 2010), dan Antologi Rasa (Gramedia juga di tahun 2011).
Jika teman-teman sudah pernah membaca Divortiare, maka Twivortiare adalah karya Ika Natassa yang menjadi kelanjutan kisah Cinta Alexandra dan Beno.
Commitment is a funny thing, you know? Its almost like getting a tattoo. You think and you think and you think before you get one. And once you get one, its sticks to you hard and deep. – Twivortiare-
Berkisah tentang kehidupan pernikahan Alexandra dan Beno, Twivortiare menurut saya sangat cocok dinikmati sebagai penghibur di kala serial Layangan Putus selalu membebani pikiran kita. Setelah dijejali dengan berhari-hari viralnya serial tersebut, tidak sedikit yang kemudian enggan menikah, atau bahkan mencurigai pasangannya tanpa alasan.
Meskipun saya nonton juga, tapi cepat-cepat kemudian saya alihkan ke buku atau film yang “lebih menenangkan”. Karena kalau bawaannya curiga melulu, bukan tidak mungkin suami jadi gerah dan jadi pemicu pertengkaran rumah tangga juga kan? Hehe..
Masih dari gaya khas seorang Ika Natassa, Twivortiare hadir dari rak buku saya yang sudah usang. Sampulnya pun sudah ngga putih lagi, padahal sudah diberi lapisan plastik untuk mencegah kerusakan. Kertasnya pun sudah kekuningan. Entah kapan terakhir saya membaca buku ini dan akhirnya “harus” membacanya kembali untuk mengenang masa-masa indah dimana sebuah pernikahan di mata saya adalah satu hal yang tidak hanya membutuhkan cinta dan perasaan, tapi juga tanggung jawab dan komitmen.
Twivortiare Inikah Cinta?
Do busy bankers tweet? Yes, they do.
Empat tahun setelah Divortiare, Alexandra membuka kembali hidupnya kepada publik melalui akun Twitternya @alexandrarheaw. Lembar demi lembar buku ini adalah hasil “mengintip” kehidupan sehari-harinya di sana, pemikirannya yang witty dan sangat jujur, spontan, chaotic, dan terkadang menusuk. Yang akhirnya akan bisa menjawab pertanyaan :
Dapatkah kita mencintai dan membenci seseorang sedemikian rupa pada saat bersamaan?
Twivortiare adalah kisah klasik tentang cinta dan luka di dalamnya, terangkai dalam tweets, mention dan DM yang lahir lewat ujung-ujung jemari karakternya. Semua seolah nyata, karya dari Ika Natassa ini, kalau saya ingat-ingat sempat membuat saya sangsi. Jangan-jangan tokoh Alexandra ini beneran ada. Bahkan sampai ada twitternya lho. Sedemikian kerennya Ika Natassa mendalami tokoh yang dibuat dalam novel kelimanya ini.
Perjalanan kedua Alexandra yang mempercayakan kembali “hidupnya” pada Beno, ternyata tidak semulus yang ia harapkan ketika menerima Beno kembali. Alexa kembali berjuang untuk selalu melakukan komunikasi yang baik dengan suaminya. Bahkan di novel Twivortiare ini, Alexa sedang ingin memiliki bayi yang selama ini tidak pernah dipikirkannya. Begitu juga dengan Beno yang super sibuk dengan pekerjaannya di rumah sakit.
Hingga muncullah Adrian yang menguji kembali bagaimana komunikasi yang baik diantara Alexa dan Beno itu. Apalagi ketika Beno harus bertugas di New York dan tidak bisa membawa Alexa bersamanya.
Akankah pernikahan mereka gagal untuk yang kedua kalinya? Bisakah Alexa mengimbangi Beno atau sebaliknya? Dapatkah mereka bertahan untuk melanjutkan komitmen, sekali lagi?
Antara Saya dan Twivortiare
Kalau mau dibandingkan bagaimana kehidupan rumah tangga kita-kita yang ekonominya pas-pasan dan Alexandra di Twivortiare, tentu akan jomplang banget ya. Ketika Alexandra bisa membeli rumah dengan kolam renang dan segala fasilitas yang wah di ibukota, apalah saya ini yang ngelunasin tanah aja bisa bertahun-tahun. Belum lagi proses pembangunannya wkwkw.
Pernahkah saya mengalami kisah romantisme seperti yang dilakukan Beno pada Alexa? Tentu saja pernah. Tapi ngga semua sih.
Namun saya jauh lebih bisa melihat bagaimana hebatnya suami dan kerja keras suami saya setelah membaca Twivortiare ini. Mungkin Beno punya sejuta pesona yang meluluhkan hati Alexandra dan bagaimana mereka bisa tidak kekurangan suatu apa. Beno romantis, bahasa cintanya itu selalu tepat seperti apa yang diinginkan wanita pada umumnya.
Sementara melihat sang suami yang pendiam dan bahasa cintanya kadang harus saya pikirkan berhari-hari, apakah itu membuat saya insecure? Oh engga. Mungkin dulu ketika membaca Twivortiare saat belum menikah, Beno adalah yes he is, dialah lelaki sempurna di dunia. Tapi begitu menikah, membaca kembali Twivortiare di depan suami yang sedang lelah dan tertidur karena kecapekan duduk di depan komputer berjam-jam lamanya untuk mencari nafkah, oh engga. Suami saya paling oke lah pokoknya. Ya iyalah mana ada kecap nomor dua wkwkw.
Tapi serius deh, apa yang saya rasakan beberapa tahun lalu kok rasanya beda banget dengan saat ini ketika membaca Twivortiare ya? Ini Alexandranya yang lebay dan kayak ngga punya sandaran cerita ngga sih? Atau sayanya yang memang tidak memahami bahasa cinta Alexa untuk Beno? Hari gini kalau curhat di twitter biasanya pakai bahasa “teman saya” atau bahkan pakai akun anonim untuk membuat threat. Tapi si Alexa ini tidak segan menceritakan semuanya, atau bisa dibilang too much information, dan akhirnya membuat saya berpikir “ini tidak masuk akal.”
Jadi kalau ditanya, baper ngga? Jelas tidak haha. Saya justru berpikir kasihan banget si Alexa, too much information untuk dipublikasikan sih. Meskipun saya tahu ya ini hanya novel. Hanya saja kalau dikemas menjadi cerita yang diangkat dari sebuah cuitan di twitter, rasanya yaaa… Alexandra ini artisnya. Tapi artis pun kadang tidak sedemikian hingga.. wkwk
Tapi kembali ke soal selera ya. Kalau untuk keromantisan mereka berdua, bagaimana perjuangannya setelah bertahun-tahun berpisah dan akhirnya rujuk kembali, bagaimana menyamakan persepsi, bagaimana keduanya pada akhirnya memutuskan untuk memiliki anak, Twivortiare dari Ika Natassa tetap paling oke kalau soal romantisme hehe. Jadi teman-teman akan sangat terhibur dengan tingkah Alexa dan Beno yang sungguh bikin gemas.
Namun kalau boleh memilih, Antologi Rasa Ika Natassa akan membuat teman-teman lebih gemas lagi. Hingga ketika Twivortiare diangkat menjadi film pun, saya masih menyukai bagaimana cerita yang disajikan Ika Natassa dalam Critical Eleven atau Antologi Rasa.
Teman-teman juga bisa membaca karya dari Ika lainnya di blog Ikan Natassa www.ikanatassa.com, Ika Natassa IG : @ikanatassa
Yang udah baca Twivortiare nya Ika Natassa boleh dong bagikan pengalamannya di kolom komentar 🙂 Teman-teman juga bisa lho mendengarkan buku Ika Natassa di aplikasi Storytel.
Kelihatannya bukunya Ika Natassa bagus. Jadi pingin baca. Bagus kak, semangat RCO10 !!
Jadi penasaran sama novelnya. Okay, masuk list. Makasih Mbak Jihan. Best banget cara review-nya. Suka😇
Buku mbak Ika yang pernah kubaca cuma CE, mbakji. Seru sih, tapi beberapa kali terganggu. mudah baper akunya, wokwokk. lemah ya, aku :v
Saya kira isi bukunya tentang matematika gitu, Mbak.. Hihi.. Keknya menarik juga yah isi bacaannya..