Kenalilah dunia dan buanglah ia di belakangmu karena dunia bukan tempat tinggalmu (yang abadi) 

Laki-Laki yang Tak Berhenti Menangis adalah kumpulan cerita mini dari Rusdi Mathari yang padat berisi. Meskipun hanya 115 halaman tapi ada banyak sekali kisah penggugah keimanan dan juga pengingat akan keangkuhan kita sebagai manusia. Beliau banyak menuliskan mutiara hikmah yang relevan untuk dibaca di zaman yang penuh fitnah seperti saat ini.

Ada 22 kisah yang disuguhkan, mulai dari kematian, ujian, keberagaman, rasisme, hingga pengampunan. Mungkin ada beberapa kisah yang sudah lazim dan tidak asing lagi di telinga kita. Namun Cak Rusdi menceritakannya kembali dengan bahasa yang lebih mudah dibanding bahasa terjemahan buku-buku agama lain.

Laki-laki yang Tak Berhenti Menangis adalah salah satu karya Cak Rusdi yang saya gemari selain buku-buku beliau lainnya.

laki-laki yang tak berhenti menangis

Selain itu ada juga kisah-kisah penuh hikmah yang terjadi di zaman Nabi Muhammad Shall Allahu alaihi wa sallam. Dulu, ketika membaca buku seperti ini mungkin saya akan menganggap Cak Rusdi adalah orang liberal yang kebablasan dalam bertoleransi. Namun, mindset seseorang bisa berubah, pola pikir menjadi lebih luas karena benturan-benturan yang kita hadapi.

Akhirnya saya mengerti apa dan bagaimana maksud Cak Rusdi dalam buku ini. Oleh karena itu baru hari ini saya punya keberanian untuk membacanya. Baru hari ini saya berani membuka pikiran untuk bukunya yang bertema religi kali ini.

Salah satu cerita favorit saya adalah cerita pertama yang disuguhkan oleh Cak Rusdi dalam buku ini. Tentang bagaimana Abu Nawas memberikan nasihat pada orang yang telah memfitnah dirinya. Bahwa kita tidak akan pernah bisa mengembalikan muru’ah atau kehormatan seseorang yang difitnah. Seperti halnya bantal yang dikoyak isinya, disebar kemana-mana, lalu kita ingin mengembalikan isi bantal itu seperti semula.

Perihal fitnah ini memang tidak bisa hanya meminta maaf pada Tuhan. Tak cukup. Namun kita juga harus memohon maaf pada orang yang kita fitnah. Oleh karena itu banyak orang mengatakan bahwa fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Karena kita tidak hanya membunuh karakter seseorang lewat fitnah. Namun kita tidak akan mengembalikan kehormatan orang yang difitnah seutuhnya. 

Cerita favorit selanjutnya adalah kisah yang diberi judul sama dengan judul buku ini. Lelaki Yang Tak Berhenti Menangis. Yakni seorang Nabi utusan Allah yang disadarkan oleh seekor kambing. Disadarkan dari kesombongan yang akan mulai membakar hatinya. Namun setelah beliau sadar, kemudian tidak berhenti air mata yang keluar dari kelopaknya. Karena ia sadar bahwa ia telah melakukan hal yang dibenci Allah. Siapakah gerangan Nabi yang dimaksud? Mungkin diantara kita ada yang sudah familier dengan kisah itu?

Bagi yang belum pernah mendengarnya, baca saja yuk!

Cak Rusdi mengingatkan padaku banyak hal dan memberiku motivasi untuk bertaubat atas segala kesombongan yang pernah saya lakukan. Sikap jumawa yang terkadang tak bisa saya hindarkan. Padahal Allah sangat membenci kesombongan meskipun sebesar biji zarah sekalipun.

Ketika kebencian merajalela, kedengkian meningkat dan fanatisme terhadap agama memuncak, Cak Rusdi hadir membagikan kisah-kisah yang tak hanya menyejukkan hati melainkan mengajak manusia untuk berserah diri kepadaNya.

Laki-Laki Yang Tak Berhenti Menangis, oleh Rusdi Mathari
115 halaman, Penerbit Buku Mojok, cetakan ketiga, Mei 2019
3.5/5