Gue jadi berpikir, ternyata untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik, gue gak perlu menjadi manusia super. Gue hanya perlu menjadi manusia setengah salmon: berani pindah. (Manusia Setengah Salmon oleh Raditya Dika).

Setiap tahunnya ikan salmon akan bermigrasi, begitulah “adat” mereka. Mereka akan bermigrasi dengan melawan arus sungai berkilometer jauhnya hanya untuk bertelur. Beberapa spesies ikan salmon, salah satunya Snake River Salmon bahkan berenang sepanjang 1448 kilometer. Dua kali lipat jarak Jakarta ke Malang, bayangkan!

ngonten bareng indihome

Intinya, perjalanan salmon-salmon ini tentu saja tidak mudah. Di tengah-tengah perjalanannya ketika berenang, banyak juga yang menjadi santapan beruang yang menunggu mereka di daerah-daerah dangkal. Namun, salmon-salmon tersebut tetap pergi, tetap berpindah, apapun risikonya.

Itulah yang saya rasakan usai menjalani histeroktomi di tahun 2014. Saya harus seperti salmon-salmon ini. Saya harus bergerak, berpindah, pergi, jika ingin punya kehidupan baru seperti ikan salmon.

Mengikuti Filosofi Salmon dan Pohon Mojuk

Histeroktomi di tahun 2014 yang membuat saya tidak bisa memiliki anak secara medis adalah hantaman keras dalam hidup. Hampir saja terpuruk dan putus asa, dan mencoba membiarkan suami saya untuk mencari madunya. Namun Allah begitu baik memberikan sosok suami yang begitu sabar dan setia.

Sebelum memutuskan untuk histeroktomi, dialah yang memandikan, mencuci rambut, meninggalkan pekerjaannya lebih awal, dan bersedia merawat saya 24 jam. Hati wanita mana yang tak rapuh ketika dirinya tak bisa melayani suaminya dengan baik seperti itu?

Hingga pada akhirnya saya teringat dengan pohon Mojuk di Tiongkok dalam buku Rando Kim berjudul Amor Fati.

pohon mojuk

Pohon mojuk tidak menunjukkan pertumbuhan apapun selama lima tahun selain mengeluarkan tunas kecil. Lalu menjelang berakhirnya tahun ke-lima, barulah pohon tersebut tumbuh dengan pesat hingga puluhan sentimeter dalam sehari. Serta mampu tumbuh hingga setinggi hampir 25 meter.

Sebenarnya, selama lima tahun pertama, Mojuk bukannya tidak tumbuh. Tapi ia memperkokoh akarnya di dalam tanah dan membuat persiapan untuk melakukan lompatan. Lalu bila waktunya tiba, ia akan tumbuh dengan cepat dan lebih tinggi dari pohon lainnya.

Pasca operasi memang ada yang hilang dari tubuh saya. Tak bisa lagi menstruasi, tak bisa lagi punya anak dari rahim sendiri, bahkan menyusui anak angkat sekalipun. Namun saya tersadar bahwa merutuk dan mengasihani diri sendiri tak akan membuat saya bahagia, tak akan membuat saya maju dan membuat kehidupan kami lebih baik.

Saya berharap akan bisa seperti pohon Mojuk. Setelah rehat selama tiga tahun dari organisasi untuk fokus pemulihan diri baik fisik maupun mental. Saya ingin melesat seperti Mojuk. Kondisi saya yang mendidih, marah, dan mungkin tidak sebentar saya bertanya-tanya, kenapa saya? why me? Kemudian membuat saya tersadar bahwa Allah menyiapkan takdir ini untuk dicintai.

Barangkali kondisi stagnan ini akan membuat saya melesat seperti roket yang baru diisi dengan bahan bakar. Begitu juga dengan teman-teman yang mungkin saat ini sedang bimbang atau risau. Apakah memang ditakdirkan hidup dengan pekerjaan, jodoh dan lingkungan yang seperti ini?

Tidak, maksimalkan persiapan kita untuk bisa tumbuh melesat seperti pohon Mojuk. Berpindah dari keterpurukan menuju ruang penuh harapan. Seperti salmon, seperti pohon Mojuk yang menjemput impian mereka masing-masing.

Kebutuhan Kami Akan Internet

Tak bisa dipungkiri bahwa internet rumah yang menjadi teman kami sekeluarga mulai dari masih berjuang untuk menuntaskan tugas kuliah hingga skripsi, bahkan setelah saya menikah adalah satu-satunya perangkat yang kami sayang-sayang.

Bagaimana tidak? Kehidupan di rumah yang sudah mulai serba “digital” mengharuskan kami untuk punya layanan internet yang memadai. Internet menjadi satu-satunya penghiburan saya juga di kala sakit. Serta menjadi wasilah bagi keluarga saya dan kakak yang sedang menempuh kuliahnya di luar negeri dan tak bisa pulang bahkan saat lebaran (maklum harga tiket mahal, dan keluarga saya bukan keluarga konglomerat yang bisa pulang pergi ke luar negeri tanpa berpikir panjang).

kebutuhan internet

Dilansir dari kompas.com bahwa  survei yang dilakukan sepanjang 2016 itu menemukan bahwa 132,7 juta orang Indonesia telah terhubung ke internet. Adapun total penduduk Indonesia sendiri sebanyak 256,2 juta orang. Bagaimana dengan tahun 2023?

Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia mencapai 215,63 juta orang pada periode 2022-2023.

Seperti salmon, orang-orang mulai berpindah dari warnet dan mulai memiliki internet rumahan. Satu-satunya provider yang saat itu tidak ribet dan menjangkau seluruh kompleks di sekitar rumah saya adalah dari IndiHome. Jadi saat itu saya meminta pada suami untuk mulai memasang IndiHome di rumah.

Adik saya bisa menyelesaikan tugas kuliahnya dengan cepat berkat bantuan IndiHome tanpa harus ke warung internet. Saya dan keluarga juga masih bisa berkomunikasi dengan kakak yang kuliah di luar Indonesia. Saya dan adik-adik pun bisa menghabiskan waktu di rumah untuk bermain game online bersama-sama.

Ada banyak hal yang kami lakukan dengan internet saat itu. Alhamdulillaah internet memudahkan dan memberikan hiburan di saat-saat kelam kehidupan saya.

Merenda Impian Bersama Indonesia Digital Home

membangun mimpi

Lalu ada satu project besar yang sudah saya bayangkan dan impi-impikan selama ini. Jadi ketika salmon sudah melewati arus dan bahaya di depannya, sudah memaksimalkan segala hal yang dimilikinya, kemudian ia bertelur dan menyelesaikan tugasnya di dunia.

Semua hal terburuk sudah pernah saya lewati. Sudah pernah merasakan bagaimana punya kadar haemoglobin sebanyak 3 saja (normalnya wanita punya 10-12), sudah pernah berada di ruang operasi dan berjaga kalau-kalau maut menyapa saat itu juga (karena pendarahan), dan hal-hal menyakitkan lainnya seperti harus transfusi darah 3 bulan sekali, yang akhirnya sudah membuat saya terbiasa dengan rasa sakit jarum, tes darah, tes alergi, dan lainnya.

Kini saatnya saya membangun kembali impian yang sempat tertunda. Saya mulai dengan internet. Membuat akun instagram, lalu mulai berpikir apa yang bisa dimaksimalkan dari hobi saya ini?

Saya suka menulis, saya suka membaca, dan tentu saja bertemu dengan banyak orang dan berinteraksi dengan mereka. Berkaca dari pengalaman bos kapanlagi yang membangun website mereka dari garasi rumah dan dimulai dengan tiga orang saja, saya memimpikan hal yang sama.

Bagaimana jika saya juga membangun sebuah media informasi melalui website?

Perjalanan “Ngonten” di Blog 

Saya mulai ngeblog di platform gratisan. Mulai rutin membuat cerita pendek dan beberapa artikel pendek yang sifatnya suka-suka. Saya juga mulai aktif di beberapa komunitas menulis. Sampai dalam waktu kurang lebih 3 tahun saya sudah menelurkan 16 buku antologi dan satu buku solo.

Di saat segalanya menjadi serba digital. Toko-toko buku mulai sepi, kebutuhan untuk membeli buku juga banyak yang dialihkan untuk kebutuhan lainnya. Kalau saya jadi masyarakat Indonesia pun, sudah pasti buku menjadi nomor sekian di tengah pandemi yang membuat banyak orang mengalami kesulitan ekonomi seperti saat ini.

Puluhan buku Narasi Gurunda juga masih menumpuk di rumah saya. Belum lagi di penerbit. Meskipun sudah terjual 500 eksemplar, lalu sisa sekitar 200 eksemplar yang akhirnya saya jual perlahan, ngga membayangkan target. Asal bisa kejual aja sudah bahagia.

Namun akhirnya saya mendapatkan hikmah dari kejadian di atas. Saya mulai fokus ngeblog dan menimba ilmu soal blogging dimana-mana. Bertemu dengan komunitas blogger menjadi bahan bakar tersendiri untuk saya yang sudah lama sekali vakum. Meskipun perjalanan menjadi penulis buku harus terhenti untuk sementara, saya bertekad akan kembali nanti ketika industri penerbitan sudah normal lagi.

Masih ada satu naskah lagi yang masih saya simpan hingga saat ini. Buku motivasi yang segmennya khusus untuk remaja hingga dewasa awal yang bingung soal jodoh. Sengaja saya pending sambil menunggu penerbitan kembali normal. Sambil menunggu saya ngga mau tinggal diam dong.

Sambil mempelajari soal blog, saya juga selalu rutin mengisi konten di blog pertama saya ini (jeyjingga.com). Kalau bisa sih targetnya satu hari untuk satu tulisan. Meskipun kadang ada bolongnya juga, namun saya cukup puas dengan pencapaian saya sampai sekarang setelah mengenal blog dan mengikuti beberapa komunitas blogger yang memberi begitu banyak ilmu pada saya.

kenapa ngeblog

Fokus pada Impian Bersama Indonesia Digital Home 

Nyaman menulis di blog karena dapat menghasilkan uang dari beberapa job dan lomba, akhirnya membawa saya pada kenyamanan dan passion yang selama ini tidak terasah dengan baik. Menulis dan berbisnis. Kata orang, passion itu kalau dikerjakan secapek apapun kita pasti merasakan kebahagiaan, kelegaan, ketentraman di dalamnya. Begitulah perasaan saat saya ngeblog.

kenapa harus ngeblog

Sampai ada di titik ketika tidak menulis di blog untuk satu hari saja, saya sudah mulai gelisah. Meskipun kadang kekurangan topik, saya berusaha keras untuk mencari-cari topik yang bisa dibahas di blog saya setiap hari. Meskipun harus begadang, saya tetap bahagia mengerjakan ini semua.

Mimpi-mimpi yang sempat saya tulis seperti mimpi menjadi bos sebuah media besar adalah mimpi yang sampai saat ini saya perjuangkan. Sebelumnya pernah saya tuliskan juga di blog ini. Membangun  branding lewat blogging sejak 2019 lalu dan masih akan terus diusahakan untuk bertahun-tahun yang akan datang.

Berawal dari ngeblog pengin deh rasanya punya situs informasi dan hiburan yang dikenal lebih banyak orang di Indonesia.

Meskipun mimpi itu terasa muluk-muluk dan “besar” di mata sebagian orang, namun saya yakin bisa mewujudkannya dengan kemampuan yang saya miliki, bantuan suami, doa orangtua sekaligus juga doa dari teman-teman semua.

Kenapa sih Harus Jadi Bos Media Besar?

Tsunami informasi yang menerjang kita saat ini menimbulkan banyak kekacauan. Berkat berita, ada pro kontra mana yang pro vaksin Covid-19 dan mana yang tidak. Mana yang pro MPASi rumahan, mana yang pro MPASI dari pabrikan. Semuanya menjadi chaos karena berita. Berita yang menunjukkan kebenaran dan berita yang hoax alias hanya memancing di air keruh hampir tidak bisa dibedakan.

Kita semua memang mendapatkan informasi dengan sangat baik, namun kita akhirnya hanya mengetahui sedikit. Lainnya kita berspekulasi sendiri dan akhirnya ikut berbicara di media sosial padahal bukan ahlinya. Kalau saya katakan, dunia ini rusuh dan kacau karena yang bukan ahlinya ikut bicara. Mengapa kita hanya tahu sedikit dari berita-berita itu?

Kalau kita tarik waktu ke belakang, sebagaimana kata Rolf Dobelli dalam The Art Of Thinking Clearly mengatakan bahwa dua abad yang lalu, kita menciptakan jenis pengetahuan beracun yang disebut berita.

Berita bagi pikiran seperti gula bagi tubuh. Sedap, mudah dicerna dan dalam jangka waktu yang lama sangatlah merusak. Persis dengan apa yang telah dikatakan oleh ustadz saya.

Apalagi semenjak Covid-19 melanda. Berita membuat banyak orang ketakutan, ada juga yang melawan tak percaya, ada pula yang berbicara tidak sesuai kapasitasnya. Hingga kita tidak tahu mana informasi yang valid.

Ngonten Bareng IndiHome, Jadi Bagian dari Kebaikan Kecil Untuk Negeri

why blogging

Jika saya yang menguasai media nasional, saya akan menyuguhkan berita secara seimbang. Tentu saja dengan memberikan berita-berita sesuai dengan faktanya di lapangan. Seimbang di sini maksudnya tidak menebarkan ketakutan pada masyarakat namun tetap memberikan edukasi.

Sebagaimana prinsip saring sebelum sharing. Penyajian informasi paling tidak, akan ditakar sebagaimana kita menyaring informasi untuk disebarkan.

Apakah jika saya menuliskan informasi ini akan bermanfaat untuk orang lain?

Apakah jika saya menyebarkan informasi ini akan bermanfaat untuk pembaca/pendengar?

Sebagaimana yang telah didedikasikan oleh banyak media nasional di Indonesia untuk literasi negeri ini, saya juga ingin menjadi bagian dari kebaikan itu.

Apalagi kalau melihat banyak tontonan di televisi atau bacaan di media nasional lain yang tidak mendidik. Tidak jarang juga hanya menampilkan kehidupan orang lain untuk menjadi perbincangan sore hari bersama anak-anak. Kita butuh agent of change kan? Saya siap jadi salah satu pembaharu itu.

Rintis Lahan Pekerjaan Bersama Indonesia Digital Home

Dalam perjalanannya, jeyjingga dan adik-adiknya ternyata tidak bisa saya handle sendiri. Alhamdulillaah, akhirnya impian untuk membuka lahan pekerjaan untuk orang lain terwujud juga. Meskipun jumlahnya tidak sampai lima orang, namun saya senang bisa memberi para penulis penghasilan tambahan untuk mereka.

merintis lapangan pekerjaan

Iya, mungkin gajinya tidak sampai pada UMR, tidak ada uang makan, tidak ada uang pensiun atau transport ketika mereka ingin berlibur. Saya hanya bisa memberikan mereka sedikit dari apa yang Jeyjingga hasilkan. Melihat ketekunan dan keseriusan tiga penulis saya mengerjakan tugas-tugasnya dari rumah, semangat saya terlecut begitu saja:

Jangan berhenti di sini!

Kebahagiaan ketika saya bisa menyambut permintaan salah seorang teman yang kesulitan dengan memberinya “pekerjaan kecil” ternyata membawa saya pada kebahagiaan yang tak habis-habis. Oleh karena itulah saya bertekad untuk membesarkan kontan-konten di blog jeyjingga.com ini.

If we wanted to learn everything, So we could be anything.

Saya juga terilhami dari seorang Raditya Dika yang pernah mengatakan bahwa ia ingin sukses melalui hobinya. Jika impianmu adalah menjadi seorang ibu rumah tangga yang dibayar untuk melakukan hal yang disukai, yuk cari ilmunya dan jadikan impian itu nyata. Gimana sih rasanya kerja tapi ngga kayak kerja? Ya seperti melakukan hobi yang sangat kita cintai, tapi kita dibayar untuk itu.

Berkat IndiHome saya bisa berkomunikasi kapan saja dengan para penulis yang siap menerima “pekerjaan” dari saya. Berkat IndiHome saya bisa menggali keilmuan untuk meningkatkan kapasitas diri. Berkat IndiHome pula saya bisa berwisata di dalam rumah saja. Melihat dunia tanpa harus khawatir akan dampaknya saat Covid menyapa.

Berkat IndiHome pula saya bisa tetap memonitor organisasi perempuan yang kami jalankan. Berkat IndiHome pula kita tak perlu repot-repot pergi mencari resep rahasia emak bagaimana cara membuat dadar jagung yang enak. Cukup  sentuhan di keyboard akan memberi mereka perintah untuk mencari apa yang kita inginkan dan menghadirkan jawabannya di depan mata kita.

Harapannya setelah tiga orang ini, akan ada ratusan atau bahkan ratusan ribu karyawan lain yang bisa saya pekerjakan. Menekan angka pengangguran, dan menjadikan negeri ini meraih Indonesia Emas di tahun 2045 dengan sukses dan bahagia. aamiin.

Indonesia Digital Home, Rumah Untuk Content Creator

Saya membayangkan ada berapa banyak content creator di negeri ini yang sangat terbantu dengan adanya interner rumah IndiHome dari Telkom Indonesia.

Tidak hanya sebagai sarana untuk ngeblog, mencari informasi untuk riset tulisan, atau bahkan untuk live streaming video yang akhir-akhir ini menjadi tren favorit kaum muda di Indonesia. Namun adanya IndiHome juga membuat saya bisa melakukan me time di rumah saja.

Memangnya apa saja yang bisa kita lakukan bersama IndiHome?

1. Ngeblog dan Hasilkan Cuan Untuk Bikin Rumah

ngonten bareng indihome

Seperti yang dilakukan oleh blogger lain, internet menjadi senjata kami agar ngeblog makin lancar. Proses menggali informasi untuk bahan tulisan pun tak terhambat. Koordinasi dengan klien menjadi lebih mudah dan praktis berkat IndiHome.

Jika begitu, bikin rumah dari hasil ngonten pun bukanlah mimpi belaka. Buktinya, ngeblog bisa membawa saya sejauh ini. Bahkan punya rumah dalam waktu tiga tahun sejak menabung dari blog dan juga menyisihkan dari gaji pekerjaan, rumah impian kami bisa berdiri tegak untuk dihuni.

2. Internet Cepat Untuk Videografer yang Giat

IndiHome juga mendukung para videografer atau siapapun itu yang membuat video dengan koneksi cepat dan internet yang stabil. Jadi jaringan internet yang berkelas seperti IndiHome memang worth to buy, oleh karena itu tak heran IndiHome menjadi pilihan seluruh lapisan masyarakat hingga content creator sekalipun.

3. Streaming Gamers, Suburkan Ekosistem e-Sports

ngonten bareng indihome

Melalui Limitless Esport Academy (LEAD) by IndiHome yang merupakan akademi eSport dengan konsep athlete enablement, IndiHome memberdayakan seorang gamer (player) yang semula bermain game sebatas hobi, menjadi professional player (pro player) yang bermental atlet.

Dengan mengusung semangat #BerlatihTanpaBatas, LEAD by IndiHome diharapkan dapat melahirkan the next eSport athlete Indonesia yang mampu berkiprah di kancah Internasional.

Kamu gamers? Rugi kalau belum bergabung dengan IndiHome! Rasakan sensasi bermain games dengan jaringan internet yang lebih stabil dari IndiHome Paket Gamer yuk. Selain memberikan dukungan bagi atlet esport, kita juga bisa seru-seruan memainkan berbagai game populer sekaligus mendapatkan beragam benefit.

Inilah IndiHome, Rumah dan Harapan Kami 

ngonten bareng indihome

Inilah IndiHome, perusahaan besar yang meyakinkan saya bahwa masa depan Indonesia akan lebih baik karena content creator yang saat ini semakin kreatif dari hari ke hari. Kreatif memberikan edukasi, pemahaman, bahkan menjadi penengah di antara sesama.

Alhamdulillaah berbagai macam pilihan paket yang ditawarkan mampu mengcover semua kebutuhan content creator di Indonesia.

indihome

Mulai dari paket promo, paket 3P (internet, televisi, dan telephone), lalu paket 2P (internet dan TV) atau (internet dan telephone), paket 1P (internet saja), hingga paket gamers. Semua tersedia untuk memenuhi kebutuhan seluruh content creator di Indonesia.

Termasuk siapa saja yang sedang merintis usahanya, demi mengambil kebaikan kecil untuk dibagikan pada seluruh masyarakat Indonesia.

Terimakasih IndiHome sudah menjadi rumah dan nyalakan harapan content creator seperti kami.

 

Source:

indihome.co.id

kompas.com

Amor Fati by Rando Kim