Olahan pisang sederhana kali ini saya namakan olahan pisang sederhana penuh kasih Ibu. Udah kayak judul lagu ya? Hehe. Saya tulis ini ketika teringat dengan kasih sayang Ibu, hangatnya cinta beliau pada anak-anaknya.

Saat melihat pisang yang mulai menggembur alias hampir busuk saya langsung teringat Mimih, panggilan saya untuk Ibu. Ibu dengan sigap akan mengambil pisang tersebut dan mengolahnya dengan cekatan. Ibu membuat olahan pisang tersebut tentu dengan berbagai pertimbangan. Biar tidak mubazir, biar bisa dimakan lagi, dan biar nggak saya buang, hihi. Tapi buat kami anak-anaknya itu adalah olahan makanan yang penuh dengan kasih sayang.

Pisang sendiri memiliki khasiat yang sangat luar biasa. Pisang memiliki kandungan serat, antioksidan, dan vitamin yang sangat bagus untuk tubuh. Kalau gula darah kita rendah, bisa juga lho dibooster sama si pisang ini. Selain itu, kalau perut udah nggak enak, rasanya pengen bolak-balik ke kamar mandi, pisang ini bisa menjadi penawarnya.

Pisang ini buah yang sangat cocok ditanam di tanah tropis seperti Indonesia. Makanya, nggak heran kalau kita bisa menemukan pisang dimana saja kita tinggal. Pisang ini, walaupun bukan manusia yang menanam, tetap saja bisa tumbuh.

olahan pisang sederhana

Kenapa pisang perlu diolah lagi sih, Bu?

Ini pertanyaan yang seringkali saya tanyakan kepada Ibu saya. Menurut saya, makan pisang langsung adalah terbaik. Selain kandungan gizinya masih utuh, juga tentu saja tinggal hap itu nggak butuh proses panjang untuk bertempur di dapur.

Tapi alasan Ibu saya tentu saja beda lagi. Coba cermati deh baik-baik ya. Kali aja teman bloger juga termasuk tipe seperti ibu saya nih.

Makan pisang langsung itu membosankan

Tentu saja memang sangat membosankan. Apalagi kalau tampilan pisang udah nggak oke lagi. Yup, tampilan pisang ini memang seringkali mengecoh. Luarnya udah ada warna hitamnya segala, eh dalamnya masih bagus mulus aja. Tapi, karena memang biasanya hasil pisang juga nggak selalu bagus, maka diolah kembali menjadi makanan yang lain tentu saja adalah Koentji.

Belajar berkreasi dan bercuan

Hasil kreasi itu jika dijual harganya bisa dua kali lipat, kalaupun nggak dijual, pisang yang diolah itu dipastikan akan dimakan, cepat habis, dan banyak yang suka.

Biar nggak mubadzir

Nah, kalau ini sih alasan klasik tapi emang paling ampuh. Makanya, biasanya pisang yang diolah itu adalah pisang yang hampir bosok. Memberikan kesempatan kepada siapapun untuk makan pisang segar dulu. Kalau nggak ada yang nyentuh, yaudah diolah deh. Daripada mubadzir kan, takut nanti jadi temannya syetan lho.

Macam-macam olahan Pisang Jadul Buatan Ibu

Memang bukan olahan pisang kekinian yang dipajang di bakery atau dijual di cafe-cafe mahal. Tapi rasanya tidak kalah enak lho! Berikut macam olahan pisang jadul buatan Ibu dan resep olahan pisang secara singkat, hehe karena saya yakin pasti mudah sekali membuatnya.

1. Papais Pisang/Nagasari

Jika di Sunda, kita menamakannya papais untuk olahan apapun yang dipais.  Kalau di KBBI, pais itu artinya adalah pepes. Ya, intinya mah pais itu makanan yang dibungkus oleh pisang.

Cara membuatnya gampil banget. Cukup buat adonan yang terbuat dari tepung beras lalu beri gula pasir dan santan. Kemudian taruh pisang di tengahnya dan tutup dengan ditusuk biting/lidi kecil. Sudah berbentuk, tinggal dikukus deh. Oh iya, akan lebih harum kalau adonan tepung tadi diberi daun pandan juga ya.

2. Pisang Blenyek

Well, kalau ini sepertinya masing-masing daerah beda namanya. Nah, biasanya ibu saya akan menggunakan pisang busuk untuk membuat olahan ini. Karena busuk, jadinya saat diolah, pisang-pisang tersebut dilembutkan. Setengah lembut lebih enak sih jadi lebih kerasa pisangnya.

Adonannya sih masih sama seperti yang diatas. Hanya saja, untuk gula biasanya ibu saya akan menggunakan gula merah. Nanti bentuknya akan lebih sintal karena ada campuran tepung beras dan tepung terigu. Seperti biasa dibungkus dengan daun pisang dan ditusuk biting.

Jika sedang malas, teman bloger bisa menaruh adonan tersebut langsung di atas sebuah wadah yang tahan panas. Nanti bisa lho dikukus langsung di wadah tersebut, cocok sekali buat yang nggak mau melipat daun atau susah menemukan daun pisangnya.

3. Pisang goreng

Nah, kalau menu ini sih semua orang hampir tahu ya. Tapi, ibu saya agak jarang mengolah pisang digoreng. Karena menurut beliau, pisang yang paling enak digoreng itu adalah pisang kepok. Hasil dari pisang goreng itu paling sempurna. Selain pisang kepok, nanti hasilnya suka lebih blenyek dan kurang bagus menurutnya.

Tapi, pisang goreng ini justru yang lebih kami sukai sih. Apalagi kalau dimakan panas-panas. Heum, mantapnyaaaa..

Sentuhan Ibu dalam Setiap Masakan

Menjadi seorang Ibu baru, saya kadang ingin bisa melakukan apa yang Ibu saya lakukan. Apa-apa dibuat sendiri, bebikinan sesuatu yang prosesnya panjang, dan mengolah makanan yang hampir basi maunya sendiri. Termasuk olahan pisang sederhana seperti di atas. Itu kreativitas tingkat tinggi dari jiwa seorang Ibu ya sepertinya.

Ternyata, nyatanya susah. Seringkali penyebabnya apalagi kalau bukan malas. hihi. Tapi, dari hasil buatan tangan beliau, saya meyakini dalam proses pembuatannya, Ibu selalu menyisipkan doa, dzikir dan harapan kebaikan pada makanan atau olahan apapun yang dibuatnya khusus untuk keluarga.  Sayang yang dibalut dengan sajian menjadi salah satu kenangan termanis dan bekal saya saat menjadi Ibu. Ah, jadi kangen Ibu. Semoga sehat selalu, Ibu dan Ayah.

Salam Hangat dari Journal’s Ghina