Lifetrap Schema adalah sebuah terapi lifetrap yang merupakan perkembangan dari pendekatan terapi kognitif. Lifetrap Schema ini dikembangkan oleh Dr. Aaron Beck tahun 1960-an. Kemudian digabungkan dengan banyak aspek dari berbagai macam metode pengobatan ke dalam pendekatan Lifetrap. 

Seringkali saya membaca banyak hal tentang buku panduan menolong diri sendiri. Namun, lIfetrap schema adalah salah satu yang sangat rasional dan memungkinkan saya untuk melakukannya sendiri. Meskipun pada beberapa orang tentu saja membutuhkan bantuan dari para ahlinya. Namun tidak salah jika teman bloger mengetahui apa itu metode Lifetrap agar kita tidak terjebak dengan pemikiran-pemikiran negatif dalam otak kita yang terkadang sangat sulit untuk dikendalikan.

lifetrap schema

Mengapa Lifetrap Schema?

Jannet Klosko dan Jeffrey Young, dua ahli dalam bidang psikologi mencoba memberikan terapi baru pada kliennya. Hasilnya? Tentu saja berhasil! Lifetrap schema meneliti sebelas problem paling destruktif yang dihadapi oleh para psikolog dalam praktik mereka setiap harinya.

Nah, premis dasar terapi kognitif dalam Lifetrap ini adalah cara kita berpikir tentang kejadian-kejadian dalam hidup kita (cognition) menentukan bagaimana perasaan kita tentang kejadian-kejadian itu (emotions). Orang yang memiliki problem emosional cenderung mendistorsikan kenyataan. Hayo, siapa yang seperti ini?

Misalnya, ketika seorang anak dihajar oleh ibunya untuk memandang tugas sehari-hari seperti naik kendaraan umum adalah berbahaya. Sebut saja Hana. Selama hidupnya ia selalu dilarang melakukan ini itu dengan alasan terlalu berbahaya buatnya. Bahkan ketika ia harus mengikuti penelitian lapangan untuk tugas kampus pun orangtuanya berpesan ini itu agar dia tidak melakukan hal-hal yang mengancam nyawanya (tentu saja ini berlebihan di usianya).

Sejak kecil orangtua Hana selalu bersikap overprotectif dengan berbagai macam alasan. Hingga sampai Hana dewasa pun ia menjadi takut melakukan apapun. Ketakutan-ketakutan yang semestinya tidak perlu, atau bahkan sangat berlebihan. Seperti takut naik kendaraan umum karena pasti di sana akan ada banyak kuman, kotoran, virus dan lain sebagainya.

Lifetrap membuat kita memandang jenis situasi tertentu seperti “naik kendaraan umum itu berbahaya” sebagai tindakan yang tidak tepat. Mereka menekan tombol kognitif kita. Itulah yang terjadi pada Hana. Bahkan setelah ia menikah pun perasaannya tetap takut menghadapi hal-hal remeh semacam naik kendaraan umum. Tentu saja ini akan menyulitkan Hana, pasangannya serta anak-anaknya kelak.

Terapis kognitif percaya jika kita dapat mengajar pasien untuk menjadi lebih akurat dengan cara mereka menginterpretasikan situasi, kita dapat menolong mereka merasa lebih baik ketika “naik kendaraan umum”. Jika kita dapat memperlihatkan pada seorang anak yang dihajar ibunya seperti Hana, bahwa ia bisa bepergian sendiri tanpa dibayangi bahaya, maka ketakutannya akan berkurang dan dia dapat memulai hidup dengan nyaman tanpa perasaan takut atau khawatir secara berlebihan.

cara kerja lifetrap

Bagaimana Cara Kerjanya?

Ketika kita sedang gundah, apakah kita membesar-besarkannya menjadi sakit hati? Menganggapnya bencana, dan seterusnya? Apakah pikiran-pikiran kita benar-benar masuk akal?

Adakah cara lain untuk memandang situasi yang sama? Lebih jauh, Dr. Aaron Back mengatakan bahwa kita harus menguji pikiran negatif kita dengan mengadakan sedikit eksperimen. Misalnya, seorang terapis akan meminta pasiennya (seperti pada kasus di atas) berjalan berkeliling blok sendirian pada musim hujan untuk melihat bahwa tak ada hal buruk yang terjadi padanya, meskipun ia yakin akan jatuh sakit karena kehujanan atau dirampok.

Terapi Kognitif Lifetrap Schema telah mendapat pengakuan luas. Sebuah badan riset besar mendukung efektivitas terapi ini terhadap gangguan kecemasan dan depresi. Ini merupakan pendekatan aktif yang mengajar pasien untuk mengendalikan mood dengan cara mengendalikan pikiran mereka. Menarik kan?

Terapis kognitif biasanya mengkombinasikan metode kognitif dengan teknik perilaku, yang dirancang untuk mengajari pasien keahlian-keahlian praktis yang mungkin belum pernah mereka pelajari seperti relaksasi, ketegasan, mengatasi kegelisahan, memecahkan masalah, mengatur waktu, dan kemampuan bersosialisasi.

Ada banyak contoh kasus yang bisa diselesaikan melalui Lifetrap Schema ini. Sehingga menjadikan saya lebih yakin bahwa kita bisa mengendalikan pikiran, mood, dan pada akhirnya bisa menghindari pikiran-pikiran negatif yang kerapkali menguasai otak kita.

Ada banyak pula jenis-jenis lifetrap dalam hidup kita yang nanti akan saya bahas lebih lanjut. Namun yang jelas, lieftrap schema memakai tindakan yang fokus pada terapi kognitif dan perilaku. Ia akan membangun kemampuan dan membuat perubahan. Menariknya, perubahan perilaku ini bersifat jangka panjang.

Referensi : Reinviting Your Life, Jeffrey E.Young, PH.D, Janet S.Klosko, PH.D