Siang tadi saya menjumpai seorang sopir moda transportasi online yang tengah menjemput penumpangnya memasuki gang rumah. Penasaran kenapa macet, saya menyuruh adik untuk melambankan laju motornya.

Seorang pria kira-kira berumur 50 tahunan tengah dikelilingi dua atau tiga lelaki yang sepertinya mafia atau sopir angkot. Kenapa saya sebut mafia? Karena saya kerap menjumpainya menarik dana dari angkot di pertigaan jalan dekat rumah. Yah, meskipun mereka menyebutnya paguyuban angkot, namun agaknya mereka pun tak disenangi para sopir. Saya mengatakan ini berdasarkan pengalaman dan fakta di lapangan ketika saya naik angkot, bahwa ada beberapa sopir angkot yang pernah berkata ingin menghindari jalur “target” mafia.

“Udah tau setoran nipis, masih aja ditarget!” begitu katanya.

Nah, siang tadi Bapak Sopir online tengah dibentak dan dilempari botol aqua oleh mafia tadi sambil meneriakinya,

“Maling! Pergi dari sini!”

Padahal Bapak tadi jelas-jelas akan memasuki gang rumah saya yang bukan merupakan daerah terlarang mengangkut penumpang.

Sang sopir meminta maaf berkali-kali sambil memundurkan mobil dan ingin segera lari dari tempat itu. Meskipun sudah minta maaf, si mafia dan teman-temannya tetap mengata-ngatai Bapak Sopir dan menghardiknya.

Ya Allah, padahal sama-sama mencari penghasilan. Kenapa bersikap sampai seperti itu? Kalau memang merasa tersaingi, maka buatlah inovasi yang lebih baik. Buatlah penumpang nyaman dengan angkutanmu. Jelas saja akan lebih banyak yang meninggalkan kalian jika sikap kalian tetap barbar seperti itu.

Pemerintah Kota pun sudah memberlakukan peraturan yang menurut saya sudah adil. Ojek Online tidak boleh melakukan penjemputan di titik-titik vital seperti stasiun, terminal, pasar, mall, dan sekolah. Ternyata titik-titik tersebut masih dirasa kurang ya sehingga harus meneriaki dan melempari seorang lelaki tua yang juga mencari nafkah seperti kalian?

Inginnya berhenti dan menghardik balik si mafia angkot tadi, tapi tatto dan tubuh gempalnya membuatku urung juga, ditempeleng sekali pasti pingsan lah aku ini. Huff.

Teman-teman, doakan yuk bapak-bapak ojol maupun sopir angkot yang tengah mencari nafkah untuk keluarganya agar selalu dikaruniai kesabaran, rizki yang berkah dan dijauhkan dari segala mara bahaya.

Sedih tau liatnya, ngebayangin gimana kalo itu terjadi dengan Bapak kita? 🙁

Bagaimanapun, teknologi pasti akan selalu berkembang. Kita pun tak bisa menyalahkan wartel yang akhirnya tutup dan tergantikan oleh warnet, kan?

Ngga sempet ambil foto, Alhamdulillah Bapak ojolnya sudah beranjak pergi meskipun dengan hati remuk 💔

#respect #lawanmafiangkot