Kajian hadis pertama tentang niat :

Dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ

Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907]

Diriwayatkan oleh dua imam para ahli hadis yaitu Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughiroh bin Bardizbah al Bukhari al-Ju’fi dan Abu al-husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim al-Qusyairi an-Naisaburi dalam kitab Shahih keduanya yang merupakan kitab paling shahih yang disusun.

Penjelasan :

Imam Bukhori diberi gelar Imamul Muhadditsin, atau Amirul Mukminin bil Hadis. Maksudnya adalah pemimpin orang-orang beriman dalam ilmu hadis dan pemimpin para ahli hadis.

Bardizbah (bahasa Bukhoro’/Uzbekistan) memiliki makna Az-Zaroo’ al-Mughiroh (kakek Imam AlBukhori) yang dulunya petani dan beragama Majusi. Kemudian beliau masuk Islam lewat Yaman Al-Ju’fi sehingga diberi gelar Al-Ju’fi. Al-Ju’fi sendiri adalah nama sebuah daerah di Yaman. Adapun Al Bukhari adalah tempat kelahiran beliau yaitu Bukhoro’ yang sekarang masuk wilayah Uzbekistan.

Sedangkan Al-Husain merupakan qunyah Al-Muslim. Naisaburi merupakan nama negeri (Naisabur) yang sekarang masuk dalam wilayah Iran.

Imam Al-Bukhari memulai kitab sahihnya dengan hadis ini dan menempatkannya sebagai kata pengantarnya. Untuk isyarat bahwa semua amal perbuatan yang tidak dimasukkan untuk mencari keridhaan Allah adalah bathil, serta tidak ada buahnya baik di dunia maupun di akhirat. 

Selain itu Abdurrohman bin Mahdi rahimahullah berkata mengenai hadis ini :

Seandainya aku menulis bab-bab pasti aku akan meletakkan hadis ini (hadis 1) di setiap bab (setiap langkah perbaiki niat).

Beliau berkata : “Barangsiapa ingin menulis buku hendaklah ia memulainya dengan hadis ini”.

Sabda Nabi tentang niat karena Allah juga disampaikan dari Zaid bin Tsabit, beliau bersabda :

Barangsiapa yang keinginannya (niatnya) dunia Allah akan menjadikan urusannya bercerai berai. Dan Allah akan menjadikan kemeralatan di depan matanya. Serta tidak datang kepadanya dunia melainkan sekedar apa yang ditetapkan olehnya.

Dan barangsiapa yang keinginannya (niatnya) adalah akhirat. Allah mengumpulkan (melancarkan) urusannya dan Allah menjadikan kecukupan di hatinya serta dunia datang kepadanya dalam keadaan hina. (HR. Imam Ahmad Ibnu Majah, dll) dengan sanad Sahih.

Diantara Faedah Hadis Satu :

  • Setiap orang berbuat apa saja pasti ia mempunyai niat
  • Wajib bagi setiap Muslim untuk berniat sebelum beramal
  • Semua perbuatan baik dan bermanfaat apabila diniatkan untuk kebaikan maka itu adalah ibadah

Zubaid Al Yami rahimahullah berkata : Saya suka berniat dalam segala sesuatu termasuk ketika makan dan minum

  • Niat menurut para ulama mempunyai dua pengertian : yaitu untuk membedakan sebagian ibadah dengan ibadah lainnya, atau membedakan antara ibadah dengan adat kebiasaan. kemudian yang kedua adalah untuk membedakan yang menjadi tujuan dalam beramal. Apakah tujuan amal perbuatan tersebut adalah Allah saja yang tiada sekutu baginya ataukah selain Allah.
  • Segala sesuatu dinilai dari niat dan tujuannya.
  • Setiap amal perbuatan bisa menjadi baik, rusak, diterima, ditolak, diberi pahala atau tidaknya adalah tergantung niat.
  • Niat hendaklah dilakukan sebelum beramal dan ketika hendak melakukan sebuah amal atau aktivitas. Sebagai contoh ketika kita akan berangkat ngaji, niatnya bukan kemarin, niatnya di dalam hati (namun ada juga niat yang diucapkan untuk meyakinkan pada dirinya sendiri-termasuk madzhab Syafi’i). Begitu juga dengan salat Subuh, niatnya ketika mau salat, bukan saat bangun tidur.
  • Bahaya perbuatan riya’
  • Riya’ ada dua macam : beramal karena manusia dan beramal karena Allah dan juga manusia.
  • Pentingnya membersihkan hati dan memperbaiki amal perbuatan. Hati harus bersih tanpa meninggalkan amal.
  • Wajib hijrah, dari negeri kafir ke negeri Islam apabila seorang Muslim tidak mampu atau dilarang untuk mengamalkan ajaran Islam di negeri tersebut.
  • Definisi negara Islam adalah negara yang syiar-syiar Islam yang tampak bisa disaksikan seluruh pelosok negeri, seperti azan untuk salat lima waktu, salat Jumat, puasa Ramadan, dan yang semisalnya.
  • Wajib hijrah dari kemaksiatan menuju ketaatan
  • Keutamaan orang yang hijrah dengan ikhlas karena Allah semata.
  • Agar istikamah dalam hijrah maka niat harus ikhlas karena Allah semata, bukan karena ikutan trend atau urusan materi duniawi.
  • Ucapan-ucapan Salafus Salih tentang niat diantaranya :

Ibnu Al-Mubarak rahimahullah berkata : “Ada kalanya amal kecil menjadi besar karena niat, dan ada kalanya pula amal besar menjadi kecil karena niat.”

berkata Ya’qub rahimahullah : “Orang ikhlas adalah orang yang menyembunyikan kebaikannya. Sebagaimana ia menyembunyikan keburukannya.”

Hukum asal amal memang disembunyikan, namun ada kalanya ditampakkan sebagai teladan/contoh.

Suhail rahimahullah ditanya oleh seseorang, apakah sesuatu yang paling berat bagi nafsu? Beliau menjawab, “keikhlasan”. Karena nafsu tidak mendapat bagian pada keikhlasan.

Al Fudhail ibn Iyadh rahimahullah bertutur : “Meninggalkan amal karena manusia adalah riya’. Dan beramal karena manusia adalah syirik. Sedang keikhlasan adalah Allah menyelematkan anda dari keduanya”.

Ibnu Ajlan rahimahullah berkata : “amalan tidak akan menjadi baik sehingga memenuhi tiga perkara : taqwa kepada Allah, niat yang baik (ikhlas) dan benar (sesuai sunnah)”.

Hadis Satu Selesai

Index Hadis Arbain

  1. Mengenal Imam An-Nawawi
  2. Hadis Satu (Niat)
  3. Hadis Dua- Iman, Islam, dan Ihsan
  4. Hadis 3 dan 4; Rukun Islam & Rahasia Takdir
  5. Hadis Kelima, Amalan dan Muammalah yang Tertolak
  6. Hadis Enam, Syubhat
  7. Hadis Tujuh, Agama adalah Nasihat
  8. Hadis Delapan, Ajakan Bersyahadat dan Salat