Bagi yang belum punya kesempatan untuk “mengkaji” ilmu ini semoga apa yang saya tulis dari hasil kelas Khataman Hadis Arbain Nawawi ini bermanfaat yaa.

Perlu diketahui bahwa saya mengikuti mulazamah Khataman Hadis Arbain Nawawi ini bersama Al Ustadz Abdullah Al Hadrami, murid dari Syaikh Utsaimin, ulama pengikut Salafus Salih. Jadi insya Allah apa yang saya tulis dari hasil kelas tersebut dapat dipertanggung jawabkan isinya.

Semoga istikamah mengikuti blog saya perihal ini ya! Selamat membaca dan mereguk ilmu ^^

Pengenalan Penulis : Siapakah Imam An-Nawawi?

Al Imam An Nawawi memiliki nama asli Yahya bin Syaraf, dan beliau memiliki qunyah (panggilan terhormat yang sudah menjadi adat kebiasaan yang diberikan oleh bangsa Arab pada seseorang) : Abu Zakaria. Sedangkan laqobnya (gelarnya) adalah Muhyiddin (yang menghidupkan agama).

Beliau belum sempat menikah sehingga tidak memiliki anak.

An-Nawawi adalah nisbah kepada wilayah Nawa yaitu Damaskus, tempat kelahiran beliau.

Al Imam An-Nawawi dilahirkan pada bulan Muharram tahun 631 H di Nawa dan pada usia tujuh tahun Allah sudah menampakkan pada beliau malam Lailatul Qadr.

Para salafus salih terdahulu selalu fokus menghafal Al Quran terlebih dahulu sebelum ilmu-ilmu yang lain. Dan mereka rata-rata sudah hafal Al-Quran sebelum baligh. Al Imam An-Nawawi juga menghafal kitab-kitab tebal. Kesehariannya disibukkan dengan selalu belajar siang dan malam. Selama dua tahun beliau tidak pernah tidur normal. Dalam satu hari ada dua belas mata pelajaran dalam mulazamah (majelis ilmu) yang diikutinya. Bahkan ketika berjalan pun beliau selalu bermuroja’ah (mengulang-ulang hafalannya). Beliau juga pernah tertarik ilmu kedokteran, tapi Allah tidak membukakan pintu untuk ilmu itu.

Selain belajar, Imam An-Nawawi juga terjun langsung dalam beramar ma’ruf nahi munkar. Guru-guru beliau sangat banyak, ilmunya legal dan tentu saja bersanad.

Seperti kita ketahui bahwa para ulama terdahulu selalu belajar ke banyak guru, agar ilmunya lengkap dan bisa dipertanggung jawabkan. Tidak hanya berguru pada medsos yah..

Karena ilmu yang benar itu yang bersanad, bersambung sampai ke Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, termasuk Imam An-Nawawi.

Karya tulis beliau juga sangat banyak, diantaranya : Arbain Nawawi, Riyadhus Shalihin, Al-Adzkar Imam An-Nawawi, Syarakh Shahih Muslim, dan lain-lain, mulai dari kitab kecil hingga kitab besar berjilid-jilid.

Al Imam An-Nawawi wafat pada malam Rabu di akhir malam tanggal 24 Rajab 676M di Nawa, dan dikuburkan keesokan harinya juga di Nawa dalam usia empat puluh lima tahun.

Kitab Arbain Nawawi yang akan kita bahas faedah hadisnya nanti berisi empat puluh dua hadis yang asalnya adalah dari Ibnus Solakh yang mengumpulkan hadis-hadis inti, tentang ilmu syariat berjumlah 26 hadis. Lalu ditambahkan oleh Imam An-nawawi sebanyak 16 hadis. Kemudian ditambah lagi delapan hadis oleh Ibnu Rajab sehingga menjadi 50 hadis. Kemudian disyarahkan sehingga menjadi Jaami’ul Ulum Wal Hikam – Ibnu Rajab.

Terdapat banyak hadis tentang keutamaan menulis dan mengumpulkan 40 hadis. Namun semua hadis tersebut sanadnya dhaif (lemah) akan tetapi para ulama tetap mengamalkannya sehingga mulai zaman Salafus Shalih hingga saat ini sangat banyak para ulama yang menulis 40 hadis Nabi dalam berbagai bidang ilmu agama.

Menurut Al Imam An-nawawi para ulama telah bersepakat bahwa boleh mengamalkan hadis dhaif dalam keutamaan amal (bukan dalam aqidah atau hukum).

Diantara syarat-syarat mengamalkan hadis Dhaif yaitu :

  1. Keutamaan amal (bukan hukum)
  2. Tidak sangat lemah
  3. Hadis itu ada asalnya (tidak berdiri sendiri)
  4. Tidak berkeyakinan Nabi telah mengatakannya.

Namun ada juga ulama yang tidak memperbolehkan mengamalkan hadis dhaif.

Diluar perbedaan pendapat tersebut mengenai pengumpulan 40 hadis inti, mari kita ambil kebaikan darinya ya. Insya Allah akan ada banyak manfaat ketika kita telah mengkhatamkan Kitab Hadis Arbain Nawawi ini.

Index Hadis Arbain

  1. Mengenal Imam An-Nawawi
  2. Hadis Satu (Niat)
  3. Hadis Dua- Iman, Islam, dan Ihsan
  4. Hadis 3 dan 4; Rukun Islam & Rahasia Takdir
  5. Hadis Kelima, Amalan dan Muammalah yang Tertolak
  6. Hadis Enam, Syubhat
  7. Hadis Tujuh, Agama adalah Nasihat
  8. Hadis Delapan, Ajakan Bersyahadat dan Salat