Sedang asyik menikmati siaran televisi analog yang menayangkan sinetron kesayangan umat manusia, tahu-tahu gambar pada layar bergoyang-goyang tanpa tahu sebabnya. Ini kejadian yang sudah sering terjadi padanya ketika menonton televisi. Si ibu panik dan mencoba untuk menghubungi temannya via whatsapp.
“Di sana bisa nonton Uttaran ngga?”
“Bisa, ini lagi main. Emang kenapa?”
Si ibu yang bertanya tak segera menjawab. Ia pun segera berkemas dan menuju ke rumah tetangga yang notabene sudah menjadi teman ngobrolnya selama ini di group chatting PKK Ibu-Ibu RT 06.
Pernah mengalami hal seperti di atas? Yuk kita cari tahu sebabnya.
Mengapa Harus Segera Mengakhiri Periode Televisi Analog?
Televisi analog adalah jenis televisi yang menggunakan gelombang radio berbentuk tube atau tabung CRT (Chatode Ray Tube) yang sinyalnya dipancarkan hingga berwujud suara dan gambar dengan modulasi analog. Ia memberi kode informasi gambar dengan memvariasikan volume atau frekuensi dari sinyal. Nah, untuk mendapatkan siaran televisi analog digunakan alat penangkap sinyal yang disebut antena.
Pada siaran televisi analog, semakin jauh letak antena dari stasiun pemancar televisi, sinyal yang diterima akan melemah dan mengakibatkan gambar yang diterima oleh pesawat televisi menjadi buruk dan berbayang, bahkan hilang. Sebabnya televisi analog tersebut punya keterbatasan :
- Hanya Bisa Memproses Sinyal Analog sehingga jangkauannya kurang luas.
- Kualitas Gambar Kurang Bagus
- Boros Listrik : TV Analog masih banyak berada di dalam televisi tabung yang terkenal dengan konsumsi daya listriknya yang tinggi sehingga menyebabkan boros listrik. Jika dibandingkan dengan televisi modern tentu lebih hemat karena mengonsumsi jauh lebih sedikit daya listrik.
Untuk kepentingan ekonomis dan kondisi lingkungan (televisi digital lebih ramah lingkungan), tentu saya lebih memilih saluran televisi digital meskipun saat ini kita harus mulai menyesuaikan diri dengan segala perubahan yang sudah dirintis Pemerintah sejak lama ini.
Dilansir dari situs Indonesiabaik, kita perlu tahu bahwa Indonesia termasuk negara tertinggal dalam proses digitalisasi penyiaran secara global. Pada 2007, anggota The International Telecommunication Union (ITU) menggelar World Radiocommunication Conference. Negara-negara di kawasan Eropa, Afrika, Asia, dan lainnya membuat keputusan bersama pada 2015 untuk menuntaskan migrasi televisi dari analog ke digital atau Analog Switch Off (ASO).
Digitalisasi televisi membuat frekuensi di 700 Mhz bisa ditata ulang dan dimanfaatkan untuk layanan lain seperti internet cepat. Frekuensi itu dinilai cocok untuk mendukung internet kecepatan tinggi. Sedangkan untuk siaran digital bisa menggunakan 112 Mhz. Melalui teknologi analog setiap pemancaran siaran televisi memerlukan pita frekuensi sebesar 8 Mhz. Sedangkan dengan teknologi digital pita frekuensi sebesar itu bisa dimanfaatkan untuk memancarkan 5 siaran televisi sekaligus.
Perangkat infrastruktur pada TV analog saat ini hanya bisa digunakan oleh satu stasiun TV. Sedangkan ketika menggunakan digital, satu infrastruktur bisa digunakan sampai 13 stasiun TV sehingga efisiensinya sangat dirasakan.
Sampai saat ini di Indonesia belum banyak orang teredukasi dengan baik soal televisi digital ini. Oleh karena itu, sebagai blogger saya merasa punya kewajiban untuk menyampaikan hal seperti ini pada masyarakat. Jangan salah ya, blogger juga termasuk kepanjangan tangan Pemerintah lho untuk mendukung program-program baik yang menguntungkan kita semua.
Migrasi penyiaran dari sistem analog ke sistem digital ini akhirnya menjadi sesuatu yang tidak bisa kita hindari agar tak ketinggalan dengan negara lain. Bahkan dalam siaran pers tanggal 6 Oktober 2020 (dilansir dari Kompaspedia), Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyatakan bahwa hampir 90 persen negara di dunia telah menghentikan siaran TV analog yang sangat boros pita frekuensi radio, energi, dan tampilan serta fitur yang kurang optimal.
Keuntungan Migrasi ke TV Digital
Migrasi siaran televisi analog ke digital bisa menghemat pita frekuensi hingga 112MHz. Ketersediaan frekuensi setelah migrasi siaran dari televisi analog ke digital juga akan berdampak pada persiapan adopsi jaringan 5G di Indonesia. Masyarakat bisa mendapatkan jaringan internet yang sangat cepat dengan 5G.
Melalui TV digital, masyarakat akan mendapat manfaat berupa kualitas siaran gambar dengan resolusi tinggi dan suara yang lebih jernih. Tak hanya itu saja, pilihan saluran televisi yang bisa dinikmati juga tersedia lebih banyak dan gratis! Adanya digitalisasi siaran ini akan ada berbagai macam manfaat yang akan diterima oleh masyarakat, penyelenggara siaran maupun Pemerintah.
Kelebihan Siaran Televisi Digital menurut Oktariza (2015) antara lain :
- Kualitas siaran yang lebih stabil dan tahan terhadap gangguan (interferensi, suara dan/atau gambar rusak, berbayang, dan lain sebagainya).
- Memungkinkan siaran dengan resolusi HDTV secara lebih efisien.
- Kemampuan penyiaran multichannel dan multiprogram dengan pemakaian kanal frekuensi yang lebih efisien.
- Kemampuan transmisi audio, video, serta data sekaligus.
Selain untuk masyarakat, penyelenggara siaran juga bisa melakukan efisiensi investasi infrastruktur pemancar. Karena dapat digunakan secara bersama-sama. Pemerintah juga dapat memanfaatkan kelebihan pita spektrum frekuensi untuk internet broadband di Indonesia. Jadi internet kita ngga lemot-lemot lagi nantinya.
Yuk Sambut Siaran Televisi Digital di Indonesia Bersama MODI
MODI atau Maskot Digital Indonesia, didesain dari Komodo sebagai satwa yang dilindungi dan sebagai simbol kemampuan beradaptasi dan mempertahankan kelangsungan spesiesnya seiring dengan pergantian zaman. Warna kuning merupakan symbol keceriaan dan keramahan, sedangkan warna biru dan antena di kedua telinga MODI merepresentasikan kemajuan teknologi televisi.
Cara Menonton Siaran Televisi Digital :
- Pastikan bahwa di daerah tempat tinggal kita sudah terdapat siaran televisi digital.
- Kita memerlukan antena rumah biasa, yaitu antena UHF baik berupa antena luar rumah (outdoor) atau antena dalam rumah (indoor) yang juga biasa digunakan untuk menangkap siaran televisi analog.
- Pastikan bahwa televisi di rumahmu sudah dilengkapi dengan penerima siaran televisi digital DVBT2.
Jika televisi di rumah hanya bisa menerima siaran televisi analog, maka perlu memasang dekoder set top box. Set Top Box akan membantu sinyal televisi digital yang ditangkap oleh antena untuk dapat ditampilkan meski televisi dirumahmu adalah televisi untuk siaran analog.
Untuk mengetahui cara cek sinyal TV Digital di rumah, kita bisa download terlebih dahulu aplikasi sinyalTVDigital di Playstore/App Store.
Bagaimana? Sudah siap ucapkan selamat tinggal pada televisi analog yang menemani masa kecil kita? Yuk ucapkan selamat datang pada televisi digital yang akan memberikan warna untuk hari-hari kita selanjutnya bersama keluarga.
Hai siaran televisi digital, kami siap menyambutmu! <3
Referensi Pendukung :
Siarandigital.id
Kompaspedia
Kominfo.go.id
Akhirnya program siaran digital diberlakukan. Beberapa kali gagal dan mendapat tentangan keras, terutama pada masa Pak Tifatul Sembiring.
Saya siap dengan televisi digital sejak lama dan mau cek ah, siapa tahu suda ada di Jepara. Kabarnya sih memang Agustus ini.
Aku galfok sama boneka modi nya. Pengen punya. Selama ini udah pakai siaran digital tapi pakai dari TV berlangganan. Seru juga kalau udah ada Modi. Coba deh nanti dicek udah bisa muncul belum ya tayangan digitalnya. Eh tapi kugak punya antene.. berarti ga bisa ya.. 😅😅😅
semuanya beralih ke digital ya termasuk TV, kalo di rumahku masih berlangganan TV kabel tapi rumah kakakku sudah beralih ke TV digital
Keren sekali ya sekarang sudah tersedia televisi digital. Pengen juga jadinya beralih ke tv digital. Ngobrol dulu deh sama suami.
aku di rumah juga masih pake analog ini. jadi pengen beralih ke digital juga biar jernih bersih
Memang sudah saatnya nih berpindah ke TV digital, karena lebih praktis. Semoga di rumah ortu sdh bsa ganti ke tv digital