Wonderful Life adalah salah satu buku di tahun ini yang membuat saya banyak merenung. Kemudian bersyukur atas kehidupan yang diberikan oleh Allah pada kami dengan sempurna. Terasa sempurna bagi saya.
Hidup adalah perjuangan untuk memenangkan persaingan.
Amalia Prabowo seorang CEO dari sebuah perusahaan ternama yang berkembang cukup pesat di Jakarta. Seorang wanita yang tidak pernah mengenal kata menyerah dan percaya bahwa sukses itu diawali dengan gemilangnya prestasi akademis. Seorang single parents yang percaya bahwa anak-anaknya adalah anugrah sekaligus ujian baginya. Tak ada yang tak mengenal Amalia sebagai pribadi yang berkemauan keras, cerdas, penuh talenta dan perhitungan yang matang, serta atasan yang visioner. Namun ketika ia menghadapi Aqil, anak sulungnya, ia menyadari bahwa semua jabatan serta kecerdasan yang ia punyai, tak akan mengubah anaknya menjadi siswa yang cerdas dan pintar pula seperti dirinya dulu.
Sebagai ibu, ia mengharapkan pendidikan terbaik bagi Aqil dan Satria, kedua anaknya. Sejak Aqil dalam kandungan, ia sudah menyiapkan berbagai hal untuk menunjang kehidupan akademisnya. Namun ternyata Aqil tidak menginginkan itu semua. Aqil terlahir sebagai anak disleksia. Sebuah pukulan keras bagi ibunya. Butuh waktu dan perjuangan yang panjang untuk bisa memaknai berkah yang diberikan Allah pada kehidupan seorang Amalia. Hingga akhirnya ia menyadari bahwa anaknya pun bisa berprestasi. Anaknya tidak butuh angka dan nilai-nilai bagus di sekolah. Ia hanya butuh penerimaan kita sebagai orang tua sekaligus teman belajarnya. Teman belajar seorang anak yang menyandang disleksia.
Dalam buku Kids Health (2018) Disleksia adalah gangguan dalam proses belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca, menulis, atau mengeja. Penderita disleksia akan kesulitan dalam mengidentifikasi kata-kata yang diucapkan, dan mengubahnya menjadi huruf atau kalimat.
Disleksia tergolong gangguan saraf pada bagian otak yang memroses bahasa, dan dapat dijumpai pada anak-anak atau orang dewasa. Meskipun individu dengan disleksia kesulitan dalam belajar, penyakit ini tidak memengaruhi tingkat kecerdasan seseorang.
Wonderful Life sekali lagi mengajarkan pada saya akan arti kesabaran. Bersabar akan takdir buruk yang sedang menyapa. Berdamai dengan keadaan, lalu semakin merapat pada kasih sayang yang Allah janjikan. Inilah hakikat sebenarnya berdamai dengan takdir. Tanpa keikhlasan dan kesabaran, Amalia mungkin tidak akan pernah melihat Aqil tumbuh sebagai anak yang ceria dan imajinatif. Sebaliknya, ia akan semakin sakit dan payah karena terus bermusuhan dengan Aqil yang tidak suka membaca apalagi belajar.
Pendidikan dan bahkan dunia nyata kita dirancang dengan standarisasi, dengan ukuran-ukuran “normal” untuk individu yang “normal” pula. Sementara di luar sana, ada begitu banyak bakat istimewa yang terpaksa terlempar keluar dengan berbagai stigma. Bukan karena mereka bodoh, atau tak tak berbakat, namun ruang pendidikan tidak mampu dibentang seluas keanekaragaman talenta yang diciptakan oleh Tuhan melalui anak-anak kita. (Amalia Prabowo dalam Wonderful Life)
Sebuah tulisan refleksi yang penuh energi dan motivasi bagi pembacanya. Saya tidak tahu bagaimana perasaan Amalia sebagai seorang Ibu ketika mengetahui anaknya memiliki masalah dalam hal membaca dan berhitung. Bagaimana masa depannya kelak, dan berbagai kekhawatiran lainnya yang menyesakkan dada. Padahal Allah telah menjamin rizki tiap-tiap hambaNya. Kita hanya perlu berdamai dengan perasaan, berdamai dengan takdir.
Karena kita tidak akan pernah menang melawan takdir Allah. Jika pun kita bisa melawannya, kita akan babak belur sendiri. Maka cara yang paling mudah adalah berdamai dengannya, meskipun pahit kita rasa. Maka bersabar adalah kunci agar kewarasan sebagai ibu tetap terjaga.
Bahagia selalu ya Aqil ❤️
Wonderful Life
Penulis : Amalia Prabowo
Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia, Cetakan 1, April 2015
155 halaman
Dibaca via Google Play Books
3.5/5
Artikel ini terpilih untuk dimasukkan dalam “Artikel Disleksia Terbaik Pilihan Twinkl 2023” dari penerbit bahan ajar pendidikan Twinkl
So wonderfull
Ya begitu sih di dunia pendidikan. Semuanya diberi cara yang sama
Berdamai dengan segala proses kehidupan.. setelah berusaha mati2an pasrah itu perlu..
Biasanya, baru nanti kelihatan terang jalannya.. harus apa yg dilakukkan…
[…] Baca Juga Berdamai dengan Takdir, Wonderful Life! […]
[…] bukan seperti melawan takdir, namun usaha untuk memperjuangkannya. Bukankah takdir memang ada yang bisa diubah dengan […]