Cara Nabi Mendidik Anak dibagi menjadi 4 fase oleh seorang Jamal Abdurrahman, penulis buku Cara Nabi Menyiapkan Generasi. Empat fase tersebut dikelompokkan agar orangtua lebih mudah memilih dan memilah, pada fase mana anaknya sedang tumbuh dan berkembang sehingga bisa disesuaikan dengan jalan pendidikannya. Empat fase tersebut menurut saya sangat penting untuk diketahui agar orang tua, apalagi orang tua baru seperti saya tidak gamang dan mampu melawan tantangan zaman yang kian berat dari hari ke hari.

Tidak sedikit orang tua dan guru mengeluh sulit mengendalikan anak-anaknya. Untuk itulah cara Nabi mendidik anak adalah salah satu hal yang perlu kita pelajari. Memang sih kalau kita lihat di zaman sekarang banyak faktor yang membuat seorang anak sulit dikendalikan. Diantaranya, pengawasan yang berlebihan dari orang tua, banyak mencela, menghukum dan mengeluhkan anak secara terbuka, tidak mau memahami bahwa akal anak-anak berbeda dengan akal orang dewasa, berlebihan dalam memanjakan anak, selalu membantu anak hingga dalam hal-hal yang remeh sehingga anak seperti robot yang selalu dilayani, kurang sabar dalam mendidik anak, tidakpula memegang prinsip-prinsip Islam dalam mendidik anak dan sebagainya.

Bahayanya lagi, banyak orang tua yang baru sadar bahwa mereka harus segera mengetahui bagaimana cara Nabi mendidik anak ketika anak-anaknya sudah memasuki usia pubertas. Sementara ketika di usia kanak-kanak, pendidikannya diremehkan dengan alasan “masih kecil”.

Secara umum, cara Nabi mendidik anak adalah mendidik dengan hati. Artinya, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam mendidik dengan kesabaran, kasih sayang, perhatian dan tanpa kekerasan, sehingga anak berkembang leluasa dengan segala potensi yang dimilikinya tanpa ada hambatan kejiwaan.

cara nabi mendidik anak

 

4 Fase Cara Nabi Mendidik Anak

Berikut 4 Fase Cara Nabi mendidik anak, sejak dalam kandungan hingga mereka memasuki usia pra nikah.

  1. Fase Pertama : semenjak anak dalam sulbi ayahnya hingga usia 3 tahun
  2. Fase Kedua : semenjak anak berusia 4 tahun hingga usia 10 tahun
  3. Fase Ketiga : semenjak anak berusia 10 tahun hingga usia 14 tahun
  4. Fase Keempat : semenjak anak berusia 15 tahun hingga usia 18 tahun

Keempat fase tersebut di atas bisa dirangkum dalam point-point sebagai berikut

Fase Pertama, Tauhid Sejak Dini

  • Rasulullah bahkan telah memberi teladan untuk mendoakan “calon anak” sejak dalam sulbi ayahnya. Dalam hal ini terdapat nasihat untuk memulai segalanya dengan rabbaniah (tuntunan Allah), bukan setan. Apabila disebutkan nama Allah ketika hendak menggauli istrinya, maka ia telah meletakkan pondasi ketakwaan dalam hubungan suami-istri, sehingga tidak akan diganggu oleh setan dengan izin Allah.

Sebagaimana sabda Rasulullah, “Seandainya salah seorang diantara kamu ketika ingin menggauli istrinya berdoa : Bismillahi Allahumma Jannibnaassyaithoon wa jannibissyaithoon maa rozaqtana” yang artinya :

Dengan nama Allah, ya Allah, jauhkan kami dari (gangguan) setan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami. Lalu dari keduanya lahir seorang anak, maka tidak akan diganggu oleh setan selamanya.

  • Rasulullah juga mengajarkan doa ketika melahirkan, kemudian mengazankan anak yang lahir di telinga kanannya.
  • Rasulullah mentahnik bayi yang baru lahir dengan kurma dan mendoakannya dengan keberkahan. Lalu Rasulullah menganjurkan orangtua untuk menjaga anaknya dengan zikir dan syukur kepada Allah.
  • Rasulullah memberikan hak warisan kepada anak setelah lahir, dikeluarkannya pula zakat (fitrahnya) setelah bayi lahir
  • Rasulullah menyayangi anak sekalipun hasil perzinahan

Diantara kasih sayang Rasulullah kepada anak dan keinginan beliau agar anak bisa menyusui dari ibunya adalah seperti dalam kisah Al-Ghamidiah yang mengaku berzina dan meminta Rasulullah untuk menghukumnya. Namun hukuman itu ditangguhkan oleh Rasulullah hingga perempuan itu melahirkan dan menyusui anaknya hingga dua tahun. Itulah bentuk kasih sayang Rasulullah kepada anak dan keseriusan beliau agar anak itu tidak terlantar. Anak itu tidak berdosa, maka tidak sepatutnya ia harus menanggung akibat kejahatan orang lain.

  • Rasulullah menyelenggarakan walimah bagi anak yang baru lahir dan menganjurkan untuk melakukan aqiqah.
  • Rasulullah memberikan nama anak dengan sebaik-baiknya nama serta melarang untuk memberi nama yang jelek pada anak
  • Rasulullah mendudukkan anak di pangkuanya dan sangat mengasihi bila mereka sakit
  • Rasulullah memberi kabar gembira bahwa orang yang tidak diberi anak di dunia akan diberi di akhirat nanti.
  • Rasulullah kasihan pada tangisan anak kecil sehingga beliau mempercepat salatnya dan menganjurkan imam salat untuk mempercepat salat demi mereka.
  • Rasulullah memanggil anak dengan panggilan yang baik sekalipun seorang pembantu
  • Rasulullah menyuruh untuk mengajarkan kalimat tauhid pada anak
  • Rasulullah mengajarkan pada anak etika berpakaian
  • Rasulullah memeluk dan mencandai anak dengan berbagai cara
  • Berkata jujur dan tidak membohongi anak-anak
  • Rasulullah memberi kesempatan pada anak untuk bermain bersamanya, memberi hadiah, dan mengelus kepala mereka.
  • Rasulullah mengancam orang tua yang mengajarkan kemunkaran pada anak.

Fase Kedua, Cara Nabi Mendidik Anak dengan Kelembutan

Cara Nabi Mendidik Anak pada fase kedua dimulai sejak anak berusia 4 tahun hingga ia mencapai usia 10 tahun yang meliputi :

  • Rasulullah menemani anak dalam perjalanan sambil menasihati dan mengajari mereka sesuai akalnya
  • Rasulullah menggunakan ungkapan yang menyentuh untuk menarik hati anak, beliau juga menghargai permainan anak-anak.

Karena mencegah anak dari bermain akan berbahaya sekali. Al Ghazali memberi nasihat bahwa hendaknya anak dibiarkan dengan permainan yang ringan-ringan setelah ia selesai belajar sehingga si anak bisa memperbarui semangatnya. Karena sesungguhnya permainan bagi anak-anak adalah seperti pekerjaan bagi orang dewasa. Seorang anak yang sehat badannya tidak akan bisa duduk tenang selama 5 menit.

Ilmu kejiwaan mengatakan bahwa antara tubuh dan akal ada keterkaitan yang sangat erat. Sesuatu yang berpengaruh pada tubuh, pasti berpengaruh pada akal. Sesuatu yang berpengaruh pada akal, pasti berpengaruh pada tubuh. Maka, agar manusia mampu menghadapi problematika kehidupan, sangat dibutuhkan badan yang kuat dan akal yang sehat.

  • Rasulullah tidak memisahkan anak dari kelompok bermainnya atau bahkan memisahkan anak dengan keluarganya
  • Rasulullah tidak pernah mencela dan mencaci anak
  • Rasulullah mendoakan anak dan melarang orang tua mendoakan kejelekan bagi anaknya
  • Rasulullah meminta izin anak dalam hal apa yang menjadi haknya
  • Rasulullah mengajari anak untuk menjaga rahasia
  • Rasulullah makan bersama anak-anak dan membetulkan kesalahan mereka ketika makan
  • Rasulullah memerintahkan berlaku adil baik pada anak perempuan maupun laki-laki.
  • Rasulullah mendamaikan anak-anak yang berkelahi
  • Rasulullah memotivasi agar anak-anak berlomba menggali potensi
  • Rasulullah menghadiahi anak-anak yang berprestasi
  • Rasulullah mengasihi anak yatim dan menangis karena mereka
  • Rasulullah melarang anak-anak bermain ketika setan berkeliaran
  • Rasulullah memohonkan perlindungan untuk anak dari setan dan penyakit ain
  • Rasulullah mengajari anak azan dan salat
  • Rasulullah mengajarkan anak ketegasan dan keberanian

Fase Ketiga

Sejak anak berusia 10 tahun hingga usia 14 tahun

  • Rasulullah memerintahkan orang tua untuk memberikan anak makanan dan pakaian seperti yang mereka makan dan pakai
  • Rasulullah menyuruh anak segera tidur setelah salat Isya’
  • Rasulullah memisahkan tempat tidur ketika anak berusia 10 tahun

Hal ini sejalan dengan teori psikologi anak bahwa di usia 10 tahun, seksualitas anak beranjak tumbuh dan muncul. Maka sebagai orang tua kita harus hati-hati menjaga timbulnya kerusakan, jalan menuju penyelewengan dan kehancuran. Anak-anak jangan tidur bersama dalam satu selimut. Setiap anak tidur dengan selimut sendiri. Ini merupakan bentuk pemisahan dan kepatuhan kepada Rasulullah.

  • Rasulullah melarang anak tidur di atas perutnya (telungkup)
  • Rasulullah membiasakan anak menundukkan pandangan dan menjaga aurat
  • Rasulullah tidak pernah memukul anak tapi menjelaskan prinsip dan kaidah dalam memukul
  • Rasulullah melarang menuruti semua kemauan anak dan memanjakannya, karena efeknya negatif
  • Rasulullah mengoreksi kesalahan dan pemahaman anak dengan hikmah
  • Rasulullah mengajarkan dan membantu anak yang belum bisa mengerjakan sendiri pekerjaannya
  • Rasulullah melatih anak dengan pengobatan alami
  • Bila Rasulullah menghukum anak maka dengan lemah lembut dan kasih sayang
  • Rasulullah memotivasi anak untuk duduk bersama ulama dan beretika bersama mereka
  • Rasulullah mendidik anak untuk tidak membenci sesama
  • Rasulullah melarang anak laki-laki menyerupai perempuan
  • Rasulullah berwasiat dengan anak perempuan dan menjelaskan kedudukannya dalam Islam
  • Rasulullah menyalahkan orang yang menyianyiakan hak nafkah dan pendidikan anak

Fase Keempat, Nabi Memberikan Teladan

Sejak anak berusia 15 tahun hingga usia 18 tahun, tidak otoriter tidak juga terlalu memanjakan. Rasulullah lebih banyak memberi hikmah dan beginilah garis besar cara Nabi mendidik anak :

  • Rasulullah menganjurkan anak memanfaatkan waktu pagi
  • Rasulullah memberikan solusi kepada anak untuk memanfaatkan waktu luangnya
  • Rasulullah mengajarkan anak untuk mencintai Nabi, keluarga, dan sahabatnya serta Al-Quran
  • Rasulullah menjelaskan kedudukan beliau di hati orang-orang mukmin
  • Rasulullah menjadi teladan anak dalam pergaulan
  • Rasulullah memotivasi anak untuk mandiri, makan dari hasil usahanya sendiri dan menjauhi pengangguran dan kemalasan
  • Rasulullah memberikan hak anak untuk mencari ilmu dan belajar Al-Quran
  • Rasulullah memerintahkan untuk menikah setelah anak dewasa dan memiliki biaya
  • Rasulullah mengajarkan anak menyampaikan amanah dan mengemban tanggung jawab
  • Rasulullah memantau pemikiran pemuda untuk mengetahui bagaimana mereka berpikir
  • Rasulullah memuji anak ketika menasihatinya agar nasihat itu lebih menyentuh
  • Rasulullah mengajarkan berbakti pada kedua orang tua dan etikanya
  • Rasulullah menjelaskan pada anak bahwa diri dan hartanya milik orang tuanya
  • Rasulullah mendelegasikan pada anak tugas-tugas penting
  • Rasulullah membimbing anak kepada ketaatan dan kebaikan dengan hikmah

Keempat fase tersebut tentunya tertulis berdasarkan dalil-dalil yang dikumpulkan oleh para ulama, kemudian dirangkum menjadi satu kesatuan tersendiri. Bahwa Cara Nabi Mendidik Anak merupakan cara terbaik bagi kita semua untuk membentengi anak-anak dari hal-hal buruk dan tidak bermanfaat bagi kehidupannya di dunia dan akhirat.

Ada banyak cara mendidik anak, namun Rasulullah lah sebaik-baik suri tauladan.

Referensi :

Cara Nabi Mendidik Generasi oleh Ustadz Jamal Abdurrahman

Al-Quran