Kopi Terakhir
Ted mengundangku untuk mampir ke kedai kopinya yang baru dibuka siang ini. Maka disinilah aku, jalan kaki menuju kedai kopi Ted yang berjarak sekitar sepuluh menit saja dari kampus.
“Hey Ted!” Seruku begitu aku memasuki kedai dan melihat Ted sedang sibuk ikut melayani pelanggannya. Ted menoleh dan tersenyum lebar, kemudian membungkuk mohon izin undur diri pada pelanggan yang tengah dilayaninya. Kemudian dia melambaikan tangannya padaku dan memberi isyarat agar aku mengikutinya.
“Kau datang! Aku senang sekali kau menyempatkan mampir. Ayo duduk sini.” Ujarnya setelah memelukku hangat. Aku tersenyum dan mengikuti langkahnya untuk duduk di tempat yang telah ia siapkan.
“Selamat ya! Aku ikut senang, aku bakal sering mampir. Enak juga ngerjain tugas disini sepertinya.” Kataku sambil meminta menu pada salah satu pelayan Ted.
“Ah, iya syukurlah. Sering-seringlah mampir kesini. Kau mau minum apa? Es kopi? Kopi susu? Atau?” Ted menunjukkan gambar satu gelas kopi dalam gelas 10 oz yang tampak segar sekali dan langsung membuatku jatuh hati.
“Iya nih kayaknya es kopi seger yah. Aku mau es kopi deh.” Ucapku
“Siap. Sebentar aku pesankan, kau disini saja. Aku segera kembali.”
Tak lama kemudian Ted kembali, dan kami berbincang cukup lama sebelum pesanan kami datang diantar oleh salah satu pegawai Ted.
“Terima kasih,” kataku. Lelaki yang melayani kami itu mengangguk dan tersenyum padaku sesaat,
“tunggu, Candra?” tidak salah lagi, aku mengenal lelaki ini. Mengenal dengan baik, sangat baik.
“Hanna! Hei, halo, apa kabar?” Candra menyalamiku. Ia terlihat kikuk berada diantara aku dan Ted. Aku menyadarinya,
“Ted, aku kenal Candra, begitu juga sebaliknya. Wah dunia sempit ya! Ternyata kalian berdua juga saling mengenal.” Aku mencoba menjelaskan pada Ted yang menatapku penuh selidik.
“Ohya? Wah kebetulan sekali. Candra ini temenku juga dan kebetulan kita lagi kerja bareng di kedai kopiku ini.” Ted menatapku dan Candra bergantian.
Sekilas kulihat Candra yang kikuk membetulkan apron dan kerah bajunya. Ingin rasanya aku mengajaknya berbincang lebih lama.
“Silakan diminum, aku masih ada kerjaan. Nanti aku gabung ya.” Candra tersenyum dan minta undur diri. Candra, mantanku semasa sekolah itu, kenapa jadi berbeda ya? Dia tampak lebih umm.. charming.
Kusesap kopi yang sudah dihadirkan Candra di hadapanku, Ted mendahuluinya, meneguknya hingga tersisa sepertiga gelas, kelihatannya segar sekali.
Dua teguk kopi yang kuminum mendadak membuatku lemas, pusing, dada serasa terbakar diikuti dengan paru-paruku yang sangat sesak. Ted berbicara padaku, tapi aku tak mampu mendengarnya. Yang kulihat hanya bibirnya yang bergerak-gerak dan memegang lenganku. Lalu tiba-tiba semuanya gelap. Tidak, aku tidak ingin mati sekarang. Aku diracuni!
—
Sianida telah mengalir dan memblokade jalan oksigen pada sel-sel tubuh Hanna dengan cepat. Lalu saat itu juga ia ambruk.
Kopi Terakhir, 9 September 2019
Jadi ingat kasus kopi sianida Yang sidangnya berjilid-jilid kayak episode tersanjung.
Tapi bagus ceritanya
Iya bener mba haha memang terinspirasi dari Jessica itu. Eh
Hoalah .. lagi asik asik ngopi malah di racun, duh. gak bakal deh mampir ke kedainya Ted. padahal tadinya mau nanya alamat. hehe
bagus Gan, laaaaaaaanjutkan bercerita
Hehehe mampir lagi ya besok, ngga ada sianidanya kok 😉
Haha, salam sianida.
Satu tema aja bisa jadi novel sendiri nih next day! 😀 wkwk
.
Ohya, main2 & follow ke blog saya yang masih belajar: http://www.Arsilogi.id
See u there.
Haha bisa jadii. Terimakasih sudah mampir. Otw ke rumahnya om habibi 😊
Inspiring by kopi sianida
100 kak Nai 🤣
Wah serem ceritanya.. tapi penasaran …
Terimakasih kak Maritaaa udah mampirrr 😘
Keren ceritanya😍 tapi aku jangan kasih sianida ya kopinya, cukup kapal api saja biar bisa berkobar😊
Hahaha ngga dong mba, kita ngopi moccacino aja. Sianidanya sudah habis 😅
Waa..keracunan kopi sianida..tidaaak..
akuu suka kata-kata yang digunakan, sangat hidup..tulisannya pendek tapi kata atau diksi yang digunakan masyaallah variatif. barokallahu kak. tetap semangat 🙂 salam kenal #khofiyaarizki daro kairosquad aye aye~~
MasyaAllah terimakasih kak rizki sudah mampir. Salam dari #KonstantinopelSquad 😘