Tag: cerbung
Jawaban Istikharah
Part sebelumnya : Mengungkap Rasa Part 19 Malam itu ia pulang dengan perasaan hampa. Sri tak ada di rumah. Bapaknya juga tidak mengiyakan, tidak juga menolak. Taufiq merasa gamang, ingin melanjutkan tapi ia malu. Ingin bertanya pada Sri langsung, tapi…
Mengungkap Rasa
Part sebelumnya : Sang Dewi bernama Sri Part 18 Taufiq tahu jika perasaan yang dipendam itu tidak baik. Namun jika mengungkapkannya akan membuat segala sesuatunya menjadi lebih buruk, maka perasaan itu lebih baik dipendam saja. Taufiq juga tahu dirinya…
Sang Dewi bernama Sri
Part sebelumnya : Sweet Destiny PART 17 Sri Herawati adalah seorang gadis yang dilahirkan di Kota Pendidikan, Malang. Sejak kecil ia dididik dengan keras oleh ayahnya yang seorang mantri terkenal di kampung kala itu. Memiliki Ibu dengan paras ayu….
Sweet Destiny
Part sebelumnya : Wanita Berkerudung Putih Part 16 “Apa kemarin ada yang kemari untuk menggantikan Bu Ni’mah Pak?” Tanya Taufiq pagi-pagi begitu ingat bahwa ia belum memberitahukan pada Kepala Sekolah tentang guru pengganti yang ia bicarakan bersama temannya kemarin. …
Wanita Berkerudung Putih
Part sebelumnya : Kabar Bahagia Ning Yah Part 15 Setelah tiga hari pulang kampung karena pernikahan Mbakyu-nya, Taufiq memulai kembali padatnya aktivitas yang ia jalani. Suatu hari di sekolah, “kita butuh guru baru untuk menggantikan Bu Ni’mah yang sedang cuti….
Kabar Bahagia Ning Yah
Part sebelumnya : Bekerja Lebih Keras, Berlari Lebih Kencang Part 14 Selain kegiatan mengajarnya yang sangat padat, hampir-hampir Taufiq tidak memperhatikan kesehatan dirinya sendiri. Suatu ketika ia tumbang karena tenaganya sudah berada di ambang batas. Taufiq terpaksa harus…
Bekerja Lebih Keras, Berlari Lebih Kencang
Part sebelumnya : Berkah dari Allah PART 13 “Kamu kenapa ndak ikut ujian kemarin Fiq?” Tanya salah seorang dosen pada Taufiq ketika dirinya dipanggil ke ruang dosen siang itu. “Maaf Pak, saya belum bisa melunasi SPP jadi saya tidak…
Berkah dari Allah
Part Sebelumnya : Dua Puluh Lima Rupiah Part 12 “An In Un, Ban Bin Bun.” “An In Un, Ban Bin Bun.” Bocah lelaki itu menirukan apa yang dibunyikan Taufiq. “Nah, kita lanjut ke halaman berikutnya ya.” Taufiq kemudian…
Dua Puluh Lima Rupiah
Part sebelumnya : Semester Pertama Part 11 “Fiq, pinjem dikit-dikit aja 25 rupiah. Buat tambahan beli minyak,” ujar Ibu kos pada Taufiq yang sedang mencuci bajunya di sumur. Taufiq mengernyitkan dahinya. Menimbang-nimbang cukup lama. Karena sesungguhnya dirinya sendiri pun tidak…
Semester Pertama
Kisah sebelumnya : Pesan Mbah Isom Part 10 Terik matahari masih juga belum mau berkurang. Panas yang berpendar ke permukaan bumi khususnya di tanah Majapahit ini semakin garang saja. Jika tidak ada pepohonan entah panasnya akan seperti apa. Mungkin telur yang…