Menyelamatkan bumi bukan hanya tugas pemimpin, namun kita semua. Sebagai makhluk hidup yang eksis di bumi, maka menjadi kewajiban kita bersama untuk melakukan upaya menyelamatkan bumi. Mengapa bumi ini perlu diselamatkan? Yuk simak penjelasan dari Mas Edo Rakhman (Koordinator Golongan Hutan), Kak Syaharani (dari Komunitas Jeda untuk Iklim), serta Kak Anindya Kusuma Putri (Aktris dan influencer) yang saya ikuti pada acara I Love Indonesia Gathering bersama 30 blogger terpilih lainnya.
Kita akan mengetahui sejauh mana kerusakan hutan di Indonesia. Apa yang harus kita lakukan sebagai generasi muda? Mengapa kita harus ikut melakukan upaya menyelamatkan bumi? Isu yang sebenarnya sudah banyak diperbincangkan di kalangan anak muda, bloger, hingga para pemimpin kita. Bisa jadi, pandemi yang kita hadapi saat ini dan waktu yang lalu adalah akibat dari ulah manusia itu sendiri. Tulisan saya soal ini bisa dibaca di sini ya.
Mengapa Anak Muda?
Masih teringat jelas dengan penjelasan dari Mas Edo Rakhman saat online gathering berlangsung. Kenapa sih anak muda perlu tahu kondisi hutan dan iklim di Indonesia bahkan dunia? Bukankah seluruh kebijakan mengenai hutan dan pemanfaatan energi sudah diatur oleh pemimpin kita dalam Pemerintahan? Sebelumnya saya tak berpikir bahwa generasi muda saat ini mampu untuk mengemban amanah berat yang akan dipikulnya kelak.
Berbagai permasalahan yang muncul saat ini tentu saja akan diwariskan pada anak cucu kita kelak. Anak muda zaman now, yang sering dikatakan oleh orang-orang.
Menurut info demografi yang ada, saat ini sebanyak 82% dari penduduk Indonesia berusia antara 17 hingga 30 tahun. Usia produktif yang tersebar mulai dari Provinsi Jawa Barat hingga Sulawesi Selatan. Sebanyak 47% hidup di kota dan 53% di kabupaten. Sebanyak 48% adalah dari kalangan pelajar dan mahasiswa, lalu 27% karyawan, 11% tidak bekerja, 3% akademisi, dosen, dan 2% nya adalah pegawai ASN dan BUMN.
Maka ketika tahun bonus demografi datang pada 2030 nanti, sudah dapat gambaran kan siapa yang akan memimpin kita? Siapa yang akan peduli dengan kondisi hutan dan bumi kita? Yap! Merekalah yang akan memimpin, mengelola, dan memanfaatkan segala kekayaan yang ada di bumi pertiwi kita ini. Merekalah harapan kita, agar bumi tetap lestari. Merekalah harapan kita untuk tetap meneruskan upaya menyelamatkan bumi. Bisa jadi nasib bumi memang ditentukan saat mereka dewasa kelak.
Apakah mereka sudah memiliki cukup pengetahuan saat ini tentang kondisi lingkungan dan bumi yang dihuninya? Maka saat inilah tugas kita untuk memahamkan dan memberi edukasi pada anak muda agar mereka tahu bagaimana kondisi bumi ini, dan apa yang harus mereka lakukan untuk ikut menjaganya, alih-alih menyelamatkan bumi dari ketidaklayakan.
Upaya Golongan Hutan, HIIP, dan Blogger Perempuan melibatkan generasi muda untuk menuliskan tentang harapan mereka untuk hutan maupun perubahan iklim di masa yang akan datang sangatlah bagus. Saat menuliskan artikel sebelumnya,
Krisis Iklim, Tanggung Jawab Siapa?
Siapa yang harus bertanggungjawab atas rusaknya bumi? Siapa yang harus dimintai pertanggungjawaban terkait perubahan iklim yang banyak menimbulkan bencana?
Menurut penuturan Mas Eko saat online gathering, kalangan anak muda sebesar 89% itu sebenarnya merasa sangat khawatir dengan dampak-dampak krisis iklim. Mayoritas dari mereka (yaitu sebesar 59%) merasa sangat khawatir dan menganggap krisis iklim sebagai salah satu tantangan terbesar generasi ini. Sedangkan 30% lainnya merasa khawatir dan melihat krisis iklim sebagai sebuah masalah yang serius.
97% setuju bahwa dampak krisis iklim bisa lebih parah atau sama parahnya dengan dampak wabah Covid-19 yang tengah terjadi saat ini. Mayoritas kaum muda tersebut (65%) merasa dampak krisis iklim lebih parah dari wabah Covid-19. Sedangkan 32% lainnya merasa dampak krisis iklim setidaknya sama dengan dampak wabah Covid-19.
Hanya 0.6%nya saja dari mereka yang merasa tidak khawatir dengan dampak-dampak krisis iklim. Jumlah ini berdasarkan lebih dari delapan ribu responden. Lalu hanya 5 orang yang tidak percaya dengan krisis iklim. 19 dari 20 orang percaya bahwa manusia adalah faktor penyebab terjadinya krisis iklim itu sendiri.
Jika sudah mengetahui siapa penyebabnya maka kita pun harus tahu diri untuk bertanggungjawab atas terjadinya krisis iklim. 12 diantara mereka percaya bahwa manusia adalah penyebab utama dan harus bertanggung jawab penuh atas perubahan iklim yang merugikan makhluk hidup di muka bumi ini. Lalu 7 lainnya percaya bahwa krisis iklim ini disebabkan oleh manusia dan alam. Sedangkan yang percaya bahwa manusia tidak memiliki andil dalam krisis iklim, mendekati 0.
Maka sudah menjadi tanggung jawab kita sebagai penghuni bumi ini untuk menjaganya hingga jiwa tak di kandung badan.
Upaya Menyelamatkan Bumi dari Krisis Iklim
Paling tidak ada tujuh solusi yang ditawarkan pada peserta I Love Indonesia online gathering agar bisa disampaikan pada teman bloger dan masyarakat semuanya. Karena dalam penanganan krisis iklim ini kita tidak bisa bergerak sendiri, kita harus bergerak bersama-sama. Diantara upaya menyelematkan bumi dari krisis iklim diantaranya :
1. Menghentikan penebangan dan pembakaran hutan serta lahan
Sebenarnya semua sudah memahami bahwa akibat penebangan hutan tentu akan berdampak pada perubahan iklim melalui proses yang panjang. Sebagaimana yang telah dijelaskan pula oleh Kak Syaharani dari Komunitas Jeda untuk Iklim bahwa salah satu efek rumah kaca adalah gundulnya hutan, yang tak lagi bisa menyerap sinar matahari. Sehingga menyebabkan suhu bumi memanas.
Menurut David Wallace Wells dalam bukunya, Bumi yang Tak Dapat Dihuni juga disebutkan bahwa sejak 1979 saja, musim kebakaran bertambah hampir 20 persen. Lalu pada 2050, kehancuran akibat kebakaran lahan diperkirakan berlipat ganda lagi. Untuk setiap satu derajat pemansan global, itu bisa berlipat empat. Artinya, ketika dalam setahun saja empat juta hektare terbakar, dengan pemanasan sampai empat derajat, musim kebakaran bakal empat kali lebih parah.
Adanya pemanasan global seperti ini saja sudah mengakibatkan area hutan yang terbakar akan lebih luas lagi. Jika manusia masih saja melakukan pembakaran hutan serta lahan atau menebangnya dengan alasan apapun, tindakan tersebut sudah merugikan banyak makhluk hidup di muka bumi ini.
2. Mengakhiri ketergantungan energi fosil dan mulai dengan EBT (Energi Baru dan Terbarukan)
Sudah saatnya kita berpindah dari energi fosil dan memulai kehidupan dengan Energi Baru dan Terbarukan.
Energi Baru dan Terbarukan merupakan sumber daya alam yang pemanfaatannya saat ini sangat dibutuhkan untuk menunjang kebutuhan hidup makhluk hidup terutama manusia. EBT memiliki peran sebagai Sumber daya alternatif yang dapat menggantikan energi fosil. Karena energi fosil sifatnya tidak dapat diperbaharui dan jumlahnya terbatas apabila digunakan secara terus-menerus. EBT pun dapat menjadi sebuah energi yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan (Sustainable Energy) hingga masa yang akan datang.
Pengaturan mengenai Energi alternatif EBT di Indonesia sendiri tercantum di dalam beberapa ketentuan peraturan perundang-undangan seperti pada Permen ESDM dan UU tentang Energi. Penetapan EBT dalam sebuah pengaturan hukum dimaksudkan agar setiap kebijakan mengenai EBT dapat terlaksana dengan baik dalam menghasilkan dan menciptakan Energi yang berkelanjutan dan berbasis ramah lingkungan sesuai dengan komitmen Negara Indonesia di dalam Perjanjian Paris untuk dapat memberikan jaminan terhadap ketahanan energi hingga masa yang akan datang dan mengurangi penggunaan Energi fosil yang dapat mengancam dan merusak lingkungan.
3. Memulai perilaku hidup ramah lingkungan
Seperti selalu membawa tempat minum untuk menghindari pembelian air minum kemasan yang terbuat dari bahan-bahan yang akan sangat sulit terurai. Atau bisa juga dengan membawa kantung belanja sendiri ketika ke pasar, mall, atau pusat perbelanjaan lain untuk menghindari penggunaan plastik. Hal-hal sekecil itu jika dilakukan bersama-sama tentu akan berdampak besar. Maka jangan remehkan kebaikan sekecil apapun ya.
4. Memperhatikan pengelolaan limbah dan polusi industri
Salah satu langkah tegas yang harus diperingatkan bagi siapa saja yang melanggar adalah adanya usulan untuk memperhatikan pengelolaan limbah dan polusi industri. Mengapa? Karena tak cukup jika ibu rumah tangga dan rumah-rumah saja atau usaha skala kecil yang melakukan upaya untuk menyelamatkan bumi. Kita harus bersama-sama melakukan upaya itu.
Termasuk mengawal bagaimana sebuah industri melakukan pengelolaan limbah dan polusi industri.
5. Memperbanyak transportasi publik
Kendaraan bermotor berbahan bakar fosil adalah salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca (GRK). Tingkat penggunaan kendaraan bermotor yang tinggi merupakan salah satu penyebab kepadatan GRK di atmosfer bumi. Pada tahun 2009 saja, menurut perhitungan World Wide Fund sektor transports menyumbang sekitar seperempat dari total GRK di atmosfer bumi. Bayangkan apa yang terjadi dua puluh tahun mendatang? Ketika kota-kota telah dipadati oleh kendaraan bermotor di jalan-jalan.
Masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan cenderung senang menggunakan kendaraan pribadi daripada menggunakan transportasi umum. Umumnya, di daerah perkotaan satu keluarga memiliki lebih dari satu kendaraan adalah hal yang wajar. Jika bisa disimpulkan bahwa mobil yang umumnya muat untuk sekitar 4 orang atau motor yang bisa ditumpangi oleh dua orang hanya digunakan oleh satu orang saja.
Jika emisi satu kendaraan bermotor yang dihasilkan hanya oleh satu orang saja, itu berarti jika penduduk Jakarta ada sekitar 11 juta jiwa dan 60 persennya adalah pengguna kendaraan pribadi baik mobil atau motor, ada sekitar 6.600.000 kendaraan bermotor yang setiap hari menghasilkan emisi GRK. Belum lagi emisi dari pembakaran berlebih akibat kemacetan.
Jika transportasi publik diperbanyak dan dibuat nyaman bagi penumpangnya maka saya pun akan lebih banyak memilih transportasi publik. Pemakaian transportasi publik ikut mengurangi polusi udara dari hasil pembakaran mesin dalam mobil. Akan lebih baik lagi jika berkendara dengan sepeda jika jarak rumah dengan kantor atau sekolah tidak telalu jauh.
6. Pengelolaan sampah rumah tangga
Sampah dapat menghasilkan emisi gas methane (CH4). Methane tergolong gas rumah kaca yang berbahaya karena mempunyai pengaruh 21 kali lebih besar dibandingkan gas CO2. Emisi CH4 dari sampah merupakan hasil dekomposisi anaerobik dari materi organik dalam sampah. Sampah terdekomposisi perlahan dan waktu dekomposisi dapat berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Kebijakan mitigasi perubahan iklim Indonesia diatur oleh UU No.32 tahun 2009.
Melalui UU tersebut mulai diatur arahan penanganan mitigasi terhadap perubahan iklim dan sebagai upaya mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan. Bahkan, Pemerintah Indonesia berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26% dengan usaha sendiri dan mencapai 41% jika mendapat bantuan internasional pada tahun 2020 (Perpres RI No. 61 Tahun 2011).
Salah satu sektor yang dikembangkan dalam mitigasi adalah pengelolaan sampah. Tujuan mitigasi sektor persampahan adalah untuk mengurangi volume sampah perkotaan dan mereduksi emisi gas rumah kaca terutama konsentrasi CO2 dan CH4 sehingga mengurangi
pemicu perubahan iklim. Pengembangan mitigasi di sektor persampahan di negara berkembang ditekankan karena pengelolaan sampah di TPA yang masih belum stabil dan masih berpotensi menghasilkan emisi gas rumah kaca yang besar sehingga diperlukan penerapan sistem pengelolaan sampah yang dikembangkan dengan strategi pengelolaan limbah alternatif yang disediakan terjangkau dan berkelanjutan (Bogner, 2008 dalam Jurnal UNDIP).
Oleh karena itu, sebagai bloger sekaligus ibu rumah tangga, salah satu usaha kita dalam mengelola sampah dari rumah dengan memisahkan antara organik dan anorganik. Kemudian sampah organik dikelola menjadi kompos misalnya. Sedangkan untuk jangkauan Tempat Pembuangan Akhir, bisa diupayakan hal yang serupa. Pembuatan kompos dalam jumlah besar bisa dijual juga dapat didistribusikan ke perusahaan semen untuk membantu mereka melakukan pembakaran.
7. Hemat Energi
Langkah sederhana agar kita dapat menghemat energi adalah dengan menggunakan lampu atau barang elektronik lainnya seperlunya saja. Apalagi teknologi penerangan saat ini sudah semakin hemat energi, dengan daya yang kecil, ada lampu seperti LED bisa menerangi dengan lumen yang besar.
Hal-hal sederhana yang dapat menjadi salah satu upaya menyelamatkan bumi kita dari krisis iklim seperti mematikan daya sebelum tidur, menggunakan AC jika sangat mendesak, begitu pula dengan pemanas/heater, dan lain-lain.
Sampai sini, mudah-mudahan kita semua selalu diberi kekuatan untuk menjaga planet kita satu-satunya ini. Yuk lakukan upaya menyelamatkan bumi demi kehidupan manusia dan makhluk hidup lain untuk saat ini dan seterusnya.
Referensi :
Materi Online Gathering I Love Indonesia oleh Eko Rachman (Golongan Hutan Indonesia), Syaharani (Komunitas Jeda untuk Iklim) dan Anindya Kusuma Putri (Influencer dan Aktris)
Biro Pengembangan Universitas Padjajaran
Ditjen PPI MENLHK dalam http://ditjenppi.menlhk.go.id/
Bumi Yang Tak Dapat Dihuni oleh David Wallace Wells
Mantap kak informasi dan tipsnya, kalo bukan kita yang menjaga bumi ya siapa lagi hehe
Aku baru tau eh Mbak kalau kerusakan lingkungan itu menjadi salah satu faktor yang menyebabkan munculnya pandemi Corona. Semoga dengan artikel seperti ini membuat kita semua jadi sadar dan peduli pada lingkungan kita dan nggak gegabah merusak lingkungan
waah aku suka banget kalau baca tulisan teman2 blogger seputar lingkungan. sepakat sih sama 7 upaya menyelamatkan bumi, nggak harus muluk2 dimulai dari diri sendiri, dari hal kecil sekalipun. semoga makin banyak di luar sana temen2 yang peduli dengan lingkungan ya mbak 🙂
Jadi ingat dengan kebakaran hutan di Gunung Lawu dan sudah sering terjadi beberapa kali gunung yang hijau itu menjadi gundul sedih deh
Setuju kita bisa melakukan perubahan dari hal kecil terlebih dahulu. Seperti hemat energi yang dituliskan di atas, dan dapat mengolah sampah untuk dimanfaatkan kembali.
Dari kesemuanya point’ itu, yg penting kerjasama satu sama lain. Contohnya fi lingkungan tempat saya tinggal nih. Perhutani melarang penebangan pohon. Tapi yang menang masih banyak aja. Makanya Cianjur Selatan terus longsor kalau hujan.
Sampah rumah tangga. Saya bingung mau dikemanakan? Lha aparat desa RT atau RW ga ada memfasilitasi. Jujur saya lihat yg ambil sampah di pasar aja, itu buangnya ke sungai
Setuju jika dalam penanganan krisis iklim ini kita tidak bisa bergerak sendiri, kita harus bergerak bersama-sama dan bukan hanya langkah besar saja, langkah sederhana seperti hemat energi di rumah kita bisa jadi solusinya.
SEtuju saya sama penyelamatan bumi ini.
terutama pengelolaan sampah rumah tangga.
pemilahan sampah juga masih belum dipahami oleh banyak rumah tangga.
semua poin di atas tentu perlu kerja sama dari semua pihak, baik itu masyarakat, perusahaan bahkan pemerintah. Jika salah satu kurang mendukung ya sepertinya sangat sulit sesuai dengan yang diharapkan
Bener banget mba jihan. Kita yang eksis di bumi ya kita juga yang harus menjaganya. Sedih banget ngeliat bencana alam banyak terjadi sekarang. Semoga kita semua selalu tersadarkan untuk menjaga alam. Minimal di tempat kita sendiri.
Tidak mudah berjuang agar masyarakat memahami pentingnya mengelola keseimbangan bumi dengan perilaku yang ramah lungkungan.
Saya coba hal kecil dulu dari rumah.
Di kampung belum ada bank sampah. Kesadaran nasih rendah.
Jangan menyerah untuk berjuang. Selalu ada yang harus diingatkan
Saya setuju dengan artikel mbak, sejauh ini hal kecil yang saya lakukan demi menyelamatkan bumi menanam tanaman di sekitar rumah.
Inspiratif isinya kak. Tentang Enegi baru yang terbarukan nanti akan digantikan apa? Namanya apa ya kak. Dan tentang pengelolaan sampah rumah tangga, baru2 ini aku belajar megelompokkan barang bekas yang bisa di gunakan kembali/ dimanfaatkan menjadi kreasi lain. Yuk semangat.
saya jadi saksi hidup nih bagaimana sengsaranya kalau lahan dan hutan terbakar atau di bakar. 4 atau 5 tahun yang lalu, di palangkaraya marak banget pembakaran lahan, hingga udara enggak ada yang bersih lagi. banyak banget orang yang terkena ISPA. tahun-tahun ini sudah enggak ada lagi.
Saat sekolah dulu hal-hal ini masuk dalam mata pelajaran. Tapi realisasinya? Kita bisa lihat sendiri…
jadi inget aa gym, mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil dan mulai sekarang juga ya mbak jihan. semangaat
Memang data sekarang menunjukkan betapa iklim didunia sedang mengalami krisis, dan sebagai warga dunia yang baik, kita butuh menjaga dunia ini agar lebih baik 🙂 bagus tulisannya mom
Ternyata bnyk ya aksi yg bs kita lakukan tuk menyelamatkan bumi. Selama ini gaungnya yg lebih kedengaran itu kurangi penggunaan plastik aja.
Setuju sekali kalau anak muda dan berjiwa muda untuk terjun mengkampanyekan dan menggalakkan penyelamatan bumi. Salah satu bentuk dari kegiatan adalah penanaman pohon dengan berbagai varian konsep kegiatan bernas.
Suka sekali. Menawarkan solusi. Terimakasih kak, jadi banyak tahu tentang hutan.
Sudah saatnya kita semua menyuarakan dengan lantang untuk menyelamatkan hutan. Hutan sekarang ini tergerus oleh birokrasi pertambangan dan perkebunan. mirisnya hampir terjadi disemua wilayah indonesia. kalau ini dibiarkan, bencana bisa saja datang.
Betul sekali kak jihan, mulai dari diri kita dulu ya, keluarga terdekat kita dengan melakukan hal-hal yang kita bisa dulu, hemat energi listrik dll
Tahu nggak mbak, Di batam nih contoh nyata kalau kita harus menjaga hutan. Batam tahun 1998 hampir semua kawasannya kanan kiri adalah hutan. Kini yang bisa dilihat hanyalah perumahan dan ladang. Hutannya habis. sedih kalau lihat ini. Tapi ya bagaimana lagi kalau pemerintahnya aja nggak bisa tegas menindak.
Pengelolaan sampah rumah tangga kayaknya Indonesia masih tertinggal jauh banget, sampah2 rumah tangga belum diolah dengan baik. Kadangkala memang dibeberapa tempat sudah disediakan tong sampah untuk memilah sampah eh tapi pas diangkut malah dicampurin 🙃
Perubahan iklim ini sudah bukan isu lagi yaaaa. Jadi, buat yang masih nambah-nambahin kata “ISU PERUBAHAN IKLIM” mohon dikoreksi lagi. Ini sudah nyata loh. Kalo gak gerak, ya siap-siap saja sama konsekuensinya. Sudah terlihat kok. Banjir di waktu yang harusnya bukan musim banjir. Kemarau di waktu yang harusnya bukan kemarau. Kebakaran hutan dan lahan gambut, krisis pangan, krisis air bersih, dan sebagainya.
Mulai dari diri sendiri, keluarga sendiri, rumah sendiri. Keluarga saya sudah mulai nih pasang panel surya untuk sebagian instalasi listrik di rumah. Meminimalisir penggunaan plastik juga air. Ah, banyak sekali yang bisa kita lakukan sebetulnya ya Mba Jihan. Hanya berangkat dari kemauan saja.
Iyaa kak Mutiaa. Terimakasih yaa koreksinyaa. Bener bangett. Harus berangkat dari diri sendirii
mantap banget penjelasan dan infonya tentang perlindungan bumi, sekarang kondisi hutan atau beberapa lingkungan hijau di perkotaan udah jadi gersang dan panas karena banyaknya proyek pembangunan atau jalan yang menimbulkan polusi dan kebisingan. Jadinya liatnya udah gk enak banget dan berantakan sekali di sekitar lingkungan hijau, belum lagi polusi udara :((
Sekiranya kota kita sudah terlalu padat, dan gak memungkinkan punya hutan, ya sudah jangan dipaksakan ya Mba Alya. Kita fokus melakukan gerakan lainnya. Gerakan hijau itu bukan berarti menanam pohon doang. Di perkotaan, meminimalisir sampah atau memilah sampah rumah tangga, itu sudah merupakan sebuah gerakan. Memiminalisir penggunaan air bersih, membuat lubang biopori, menanam tanaman dalam pot di sekitar rumah, bahkan makan dengan tidak bersisa itu saja sudah sangat membantu jika dilakukan sebagai gerakan masif dan disiplin.
Kalau melihat keseluruhan upaya di atas, ada sama2 bermuara ke yang namanya kebijakan ya, dan butuh sekali banyak pihak memang untuk menjadi upaya, nah, penting sekali bagaimana membangun kesadaran akan perhatian ke lingkungan terdekat, bahwa sumber daya ini nggak akan selamanya ada tersedia terus mencukupi semua manusia di Bumi
klo untuk rumah tangga, biasanya kami hanya misahin mana yang organik dan anorganik, cuma ya penanganan sampahnya masih dibakar karena gak ada petugas pemungut sampah klo di desa
PR kita masih banyak ya J untuk melindungi Bumi. Bersyukur makin banyak gerakan cinta alam yang makin meningkatkan kesadaran soal krisis iklim. Smoga apa yang kita rencanakan saat ini, membuat Bumi terus bisa dihuni
Setuju banget, kalau gak dari kesadaran kita sendiri untuk memperhatikan lingkungan lalu siapa lagi, ternyata banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan bumi ini ya
Krisis hutan ini memang menjadi tanggung jawab kita bersama ya, apalagi sebagai generasi muda yang mudah sekali mengakses informasi mengenai kondisi hutan saat ini. Hemat energi salah satu upaya yang sangat mudah kita terapkan dari rumah
Kebetulan sekali di tahun 2021 ini saya punya resolusi untuk lebih ih menerapkan hidup Go green. Salah satunya yang mengurangi plastik ketika berbelanja. sebenarnya nggak sulit sih asalkan kita mau memulainya dengan tekad yang kuat.
Kalau di Balikpapan kak wujud nyatanya kalau berbelanja di supermarket gitu nggak ada lagi penggunaan kantong plastik. Kalau nggak bawa kantong belanjaan sendiri biasa pakai kardus (itupun kalau pas tersedia) jadi sekarang kemana-mana bawa kantong kain sendiri biar nggak repot kalau belanja. Semoga diterapkan juga di daerah lain ya
Sebelum Alam semakin hancur karena ulah manusia itu sendiri. sebaiknya kita cepat bergerak gak perlu terlalu jauh. cukup memcoba dari diri sendiri dari lingkungan terdekat dulu ya.
Kaum yang harus peduli terhadap kelestarian alam terutama kondisi hutan ini tentunya bukan hanya pemerintah ya mba. Anak muda jaman sekarang juga harus ikut berupaya menyelamatkan bumi dengan menjaga alam dan peduli hutan. Btw, untuk menghentikan penebangan hutan ini harus bersama nih berbagai pihak terutama pemerintah yang harus lebih tegas ya.
Bersyukur belakangan kesadaran akan krisis alam kian meningkat, ditandai dg hadirnya beragam komunitas yg mengacu pada lingkungan. Nah, tugas kita adalah berkontribusi dg cara masing2. Plus sbg orang tua, ada PR tambahan yaitu mengajarkan anak ttg pengelolaan sampah dkk-nya, karena di masa depan, siapa lagi yg akan memimpin Indonesia kalau bukan mereka
Kalau bukan kita siapa lagi yang menjaga hutan dan kalau tidak sekarang kapan lagi. Semua orang punya perannya sendiri sendiri ya mbk
Saya mencoba mengolah limbah RT. Jadi sampah kompos trus jd pupuk tanaman, buat eco enzim dan kurangi plastik. Hehe
Kayaknya bumi nih udah lelah deh soalnya banyak bencana yang sebenarnya bersumber dari kelakukan manusia nya juga hehehe mulai dari banjir, longsor dan kebakaran hutan..tapi tetep kita harus upayakan dengan sekuat tenaga ya mbak utuk menjaga bumi seisinya lewat langkah bijak terkait perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari contoh sederhana ya jng buang sampah sembarangan
Kegiatan penebangan hutan harus diberantas ya, apalagi kl pelakunya ternyata korporat raksasa dapat back up dari penguasa, gemess banget yaa Mbak Jihan, hehe…
Senangnya generasi muda punya semangat dan kepedulian yang tinggi sama kondisi hutan saat ini. Menjaga kondisi hutan sebenarnya jadi PR buat semua. Kalau bukan kita yang makin peduli dengan kondisi alam sekitar lalu siapa lagi.
Hutan sudah memberikan banyak manfaatnya untuk kita dan sudah sepatutnya kita menjaga sebaik mungkin untuk keberlangsungan selanjutnya.
Sesederhana membiasakan membawa botol minum dan tempat makan sendiri, juga naik transportasi umum, sudah berkontribusi untuk jaga bumi. Juga mengelola sampah rumah tangga nih. Kalau banyak yang melakukannya kan, dampak baiknya akan terasa juga.
Memulai dari diri sendiri adalah salah satu keikutsertaan kita untuk menyelamatkan bumi yah dengan tidak membuang sampah sembarangan, meski kadang sepele tapi masih banyak yang kurang paham dengan dampak membuang sampah sembarang.
Tulisan yang bagus mengenai lingkungan, semoga banyak orang jadi paham ya bahwa penting menjaga lingkungan kita.
Sepakat sama Mba Ratna. Memulai dari diri sendiri. Menjadikannya sebagai kebiasaan dulu saja dalam keluarga. Kalau ada beberapa orang saja yang membiasakan begini, perlahan memang, akan menjadi kebiasaan umum.
Rangkuman pembahasan yang sangat baik Kak, setuju kalau bukan dimulai dari kita siapa lagi yah kak. Semoga kita dimampukan untuk lebih baik lagi melaksanakannya.
4 sudah saya lakukan, mulai dari menghemat energi, menggunakan transportasi umum, menggunakan barang yang ramah lingkungan, dan melakukan pengelolaan sampah rumah tangga. semoga hal ini dapat berkontribusi kecil terhadap penyelamatan bumi
keren yah anak muda sekarang, ternyata mereka tuh cukup peduli dengan isu2 makro dan isu tentang hutan, bahkan juga politik. mudah2an masa depan bisa dipegang dengan baik oleh mereka
Keren banget ih kak Jihan
Saya salut karena apapun temanya jadi enak bacanya
Apalagi ini hutan, tema agak berat bagiku tapi mudah pahamnya baca ini
Tugas kita selanjutnya berarti menjadi pejuang meminimalisir pemakaian bahan yang berbasis dilakukannya penebangan hutan nih. Aku sudah setahun ini berhasil diet tisue mbak, sedia banyak serbet dan kain lap di rumah terus juga sedang memulai belajar mengontrol isi kulkas biar gak jadi sampah yang sia-sia karena kebanyakan stok
Jika dilihat ternyata ada banyak ya yang bisa kita lakukan mulai dari pengelolaan sampah rumah tangga hingga hemat energi demi bumi yang lebih baik.
Iya bener mba dan ketujuh hal diatas kalau gak dimulai dari diri sendiri, siapa lagi kan ya…
Apalagi dengan adanya musibah banjir, gempa, erupsi gunung dll yang sudah memperlihatkan bumi sudah tua unk bekerja sendiri. Kudu lebih peduli😊
menurut saya sederhana banget kurangi jumlah penduduk manusia itu bisa menyebabkan alam dan bumi jadi lebih baik, karena pada hakikatnya manusia di ciptakan untuk mengeploitasi apa yang ada di bumi.
Jangan sampai kita mewariskan hal2 yg sudah rusak kepada anak cucu. Selamatkan hutan, jaga ia demi keturunan kita.
Sebagai anak muda emang kudu berkontribusi penuh dalam penjagaan bumi.
semoga kita jadi bagian langkah penyelamatan bumi lewat gerakan yang bisa kita lakukan. Mulai dari yang sederhana dan kita bisa ya kak
setuju banget kak jihan. aku sendiri juga mulai membiasakan diri untuk hidup ramah lingkungan. mulai dengan mengurangi limbah plastik dan menggunakan barang-barang yang reuseable. karena kalau bukan kita sebagai generasi muda ya siapa lagikan
moga makin banyak manusia yang sadar buat menlindungi bumi ya mbak
minimal menjaga lingkungan terdekat kita sendiri lah ga usah muluk2, itu aja masih banyak yang cuek
Memang belum tuntas untuk menjaga hutan ini, karena dari generasi ke generasi peran pemuda berpengaruh besar. Makanya perlu sosialisasi seperti ini ditingkatkan terus
Wah mantaps nih .. menjaga bumi memang tanggung jawab kita semua ya Mba…semoga semakin banyak orang yg care terhadap lingkungan ..
Rasanya mules kalau lihat kondisi bumi sekarang. Hutan, sungai, laut, daratan ….
Entah gimana jadinya di masa depan kalo kita semua terus merusak alam. Sekarang aja udah terlihat kemarahan alam karena dirusak oleh manusia 🙁
Ternyata memang banyak sekali langkah yang bisa kita lakukan dari rumah, seperti hemat energi dan meminimalisir sampah rumah tangga.
Selain dari diri sendiri dan orang terdekat, menurut saya yang paling berpengaruh itu kebijakan pemerintah. Misalnya di kota saya awalnya kebijakan menggunakan kantong plastik utk belanja hanya sebatas imbauan. Nggak ngaruh sama sekali. Setelah dijadikan perda, ada sanksinya, langsung patuh semua.
Melihat permasalahan sekarang, menyelamatkan bumi seakan tampak sulit. Contohnya mencegah deforestasi misalnya, kita berhadapan dengan korporasi besar dan kekuatan politik. Pengembangan EBT juga butuh investasi yang tidak sedikit. Tapi meskipun begitu, masih ada banyak hal yang bisa kita lakukan agar generasi yang akan datang tidak terberatkan oleh masalah yang kita wariskan
Memang ada banyak cara untuk menyelamatkan bumi, cuma memang untuk bisa melakukan semua itu butuh energi dan waktu yang banyak. Semoga kita bisa berkontribusi untuk menyelamatkan bumi
tugas anak muda nih untuk menyelamatkan bumi. Karena anak muda yang punya energi besar untuk melalukan perubahan. kamu terpanggil gak?
Aku sedih banget awal 2021 Indonesia banyak bencana alam. Bisa jadi karena ulah segelintir manusia yg kurang tanggung jawab ya
Dulu aku termasuk yang kurang memperhatikan bumi. Tapi kalau sekarang, kayaknya kita semua emang kudu bergerak ya. Biar bumi selalu bisa jadi tempat yang layak huni.
saya setuju banget dengan 7 poin diatas mb, Yg penting lagi, tak boleh menyalahkan alam krn justru kita yang perlu instropeksi kan?
Semoga senantiasa terjaga hutan ini
Karena orang-orang seperti mba Jihan sudah banyak meluangkan waktu untuk edukasi online